Maafkan Anakmu Ibu-
Ibu maafkan aku… selama ini aku belum bisa membalas kasih sayangmu, belum bisa membahagiakanmu secara lahiriah. Hanya do’a yang bisa kupanjatkan setiap saat kehadirat Alloh subhaanahu wata’ala untukmu.
Yaa Alloh ampunilah aku dan ibu bapakku, dan kasih sayangilah mereka sebagaimana mereka telah menyayangiku sejak kecil. Berilah mereka kesehatan lahir batin, dan keselamatan serta kebahagiaan dunia akhirat.
Yaa Alloh berikanlah aku kekuatan dan kemampuan untuk bisa membahagiakan ibu sebelum ajal menjemputku.Ibu maafkan aku… anakmu ini.
Ibu maafkan aku… selama ini aku belum bisa membalas kasih sayangmu, belum bisa membahagiakanmu secara lahiriah. Hanya do’a yang bisa kupanjatkan setiap saat kehadirat Alloh subhaanahu wata’ala untukmu.
Yaa Alloh ampunilah aku dan ibu bapakku, dan kasih sayangilah mereka sebagaimana mereka telah menyayangiku sejak kecil. Berilah mereka kesehatan lahir batin, dan keselamatan serta kebahagiaan dunia akhirat.
Yaa Alloh berikanlah aku kekuatan dan kemampuan untuk bisa membahagiakan ibu sebelum ajal menjemputku.Ibu maafkan aku… anakmu ini.
-Untukmu Ibu-
IBU….
Belum ada yang bisa kuberikan padamu, Bu…
Tidak emas
Bukan berlian
Bahkan permata
Apalagi tahta!
Yang ada hanya bohongku
Yang ada hanya bantahanku
Yang ada hanya gerutuanku
Jangankan senyum yang tersungging di wajahmu
Tapi yang ada malah air mata karna kelakuanku!
Sungguh Bu, lihatlah anakmu
Makin hari makin besar makin dewasa
Gurat tua di wajahmu pun nampak semakin nyata
Tapi,
Apakah makin besar baktiku padamu, Bu?
Katakan yang keras hingga Allah pun mendengar!
Sungguh, jawabannya tidak, Bu!
Yang ada aku semakin jauh darimu
Makin kasar terhadapmu
Tak lagi mendengarmu
Berasa diri ini sudah mampu menapak sendiri tanpa dirimu, Bu!
Diri ini sombong, diri ini angkuh!
Padahal,
Siapa aku, Bu…
Siapa aku…
Aku tidak akan ada disini tanpa dirimu
Aku yang keluar dari rahimmu beberapa tahun lampau
Bersimbah darah, bertatap dengan maut
Tapi apa, Bu…
Senyum…
Sebuah senyuman dan tangis haru yang malah ada pada dirimu,
Bukan caci maki dan sumpah serapah bahwa aku telah memberatkanmu…
Sekarang,
Ketika aku melawanmu,
Kau tak pernah lontarkan sumpah serapah mengutukku,
Yang ada kau malah mendoakanku
Mendoakan anak yang tak pernah tahu rasa terima kasih..
Duh, Ibu…
Sungguh, apakah kau tahu?
Tak salah Allah kirimkan malaikat padaku
dengan sebuah status mulia yaitu IBU…
Aku bersyukur, Bu
Sungguh bersyukur
Taqdirku bertemu denganmu
Taqdirku merasakan cintamu
Taqdirku memilikimu
IBU,
Andai kau tahu
Sungguh selama ini banyak hal yang ingin kuceritakan padamu
Banyak sekali kata maaf yang terkunci rapat di ujung bibirku
Tak terhingga kata cinta yang ingin kuutarakan padamu, Bu…
Tapi anak remajamu ini masih merasa malu
Walaupun diri ini sendiri bingung,
Untuk apa aku malu,
Pada IBUku?
Aku hanya bisa bilang,
IBU MAAFKAN AKU
IBU AKU MENCINTAIMU…
Bahkan lebih dari yang IBU tahu,
Karna aku tak pernah memberitahumu.
Ibu maafkan aku… selama ini aku belum bisa membalas kasih sayangmu, belum bisa membahagiakanmu secara lahiriah. Hanya do’a yang bisa kupanjatkan setiap saat kehadirat Alloh subhaanahu wata’ala untukmu.
Yaa Alloh ampunilah aku dan ibu bapakku, dan kasih sayangilah mereka sebagaimana mereka telah menyayangiku sejak kecil. Berilah mereka kesehatan lahir batin, dan keselamatan serta kebahagiaan dunia akhirat.
Yaa Alloh berikanlah aku kekuatan dan kemampuan untuk bisa membahagiakan ibu sebelum ajal menjemputku.Ibu maafkan aku… anakmu ini.
Ibu maafkan aku… selama ini aku belum bisa membalas kasih sayangmu, belum bisa membahagiakanmu secara lahiriah. Hanya do’a yang bisa kupanjatkan setiap saat kehadirat Alloh subhaanahu wata’ala untukmu.
Yaa Alloh ampunilah aku dan ibu bapakku, dan kasih sayangilah mereka sebagaimana mereka telah menyayangiku sejak kecil. Berilah mereka kesehatan lahir batin, dan keselamatan serta kebahagiaan dunia akhirat.
Yaa Alloh berikanlah aku kekuatan dan kemampuan untuk bisa membahagiakan ibu sebelum ajal menjemputku.Ibu maafkan aku… anakmu ini.
-Untukmu Ibu-
IBU….
Belum ada yang bisa kuberikan padamu, Bu…
Tidak emas
Bukan berlian
Bahkan permata
Apalagi tahta!
Yang ada hanya bohongku
Yang ada hanya bantahanku
Yang ada hanya gerutuanku
Jangankan senyum yang tersungging di wajahmu
Tapi yang ada malah air mata karna kelakuanku!
Sungguh Bu, lihatlah anakmu
Makin hari makin besar makin dewasa
Gurat tua di wajahmu pun nampak semakin nyata
Tapi,
Apakah makin besar baktiku padamu, Bu?
Katakan yang keras hingga Allah pun mendengar!
Sungguh, jawabannya tidak, Bu!
Yang ada aku semakin jauh darimu
Makin kasar terhadapmu
Tak lagi mendengarmu
Berasa diri ini sudah mampu menapak sendiri tanpa dirimu, Bu!
Diri ini sombong, diri ini angkuh!
Padahal,
Siapa aku, Bu…
Siapa aku…
Aku tidak akan ada disini tanpa dirimu
Aku yang keluar dari rahimmu beberapa tahun lampau
Bersimbah darah, bertatap dengan maut
Tapi apa, Bu…
Senyum…
Sebuah senyuman dan tangis haru yang malah ada pada dirimu,
Bukan caci maki dan sumpah serapah bahwa aku telah memberatkanmu…
Sekarang,
Ketika aku melawanmu,
Kau tak pernah lontarkan sumpah serapah mengutukku,
Yang ada kau malah mendoakanku
Mendoakan anak yang tak pernah tahu rasa terima kasih..
Duh, Ibu…
Sungguh, apakah kau tahu?
Tak salah Allah kirimkan malaikat padaku
dengan sebuah status mulia yaitu IBU…
Aku bersyukur, Bu
Sungguh bersyukur
Taqdirku bertemu denganmu
Taqdirku merasakan cintamu
Taqdirku memilikimu
IBU,
Andai kau tahu
Sungguh selama ini banyak hal yang ingin kuceritakan padamu
Banyak sekali kata maaf yang terkunci rapat di ujung bibirku
Tak terhingga kata cinta yang ingin kuutarakan padamu, Bu…
Tapi anak remajamu ini masih merasa malu
Walaupun diri ini sendiri bingung,
Untuk apa aku malu,
Pada IBUku?
Aku hanya bisa bilang,
IBU MAAFKAN AKU
IBU AKU MENCINTAIMU…
Bahkan lebih dari yang IBU tahu,
Karna aku tak pernah memberitahumu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar