Dari beragai
perumusan arti kurikulum, secara sepintas dapat kita ambil kesimpulan bahwa
kurikulum itu terbagi dalam berbagai jenis seperti yang terencanakan,
dilaksanakan, formal, dan informal. Para ahlipun turut menggambarkan jenis
kurikulum, sebagai berikut:
- Menurut Galtthorn
- Kurikulum rekomendasi(recomendation curriculum), yaitu kurikulum yang direkondasikan oleh para ahli, asosiasi profesional, komisi pembaharuan pendidikan dan juga berdasarkan kebijakan pemarintah. Kurikulum ini menekankan keharusan untuk mempelajari konsep, keterampilan yang akan dikembangkan menurut persepsi dan sisitem nilai sumber atau sponsor.
- Kurikulum tertulis, juga kurikulum yang sudah direncanakan oleh pemerintah. Kurikulum ini berfungsi sebagai pengendali untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan. Kurikulum inii lebih spesifik dan komprehensif bila dibandingkan dengan kurikulum rekomendasi karena berisi dasar-dasar pertimbangan atau rasional kurikulum, tujuan yang ingin dicapai sekuen yang harus diikuti serta kegiatan belajar yang harus dilakukan serta bagaimana mengevaluasinya.
- Kurikulum dukungan (suported curriculum), dibentuk dari sumber-sumber yang dialokasi untuk menunjang kurikulum. Beberapa sumber atau bentuk dukungan yaitu alokasi waktu untuk mata pelajaran tertentu, alokasi waktu untuk guru untuk aspek tertentu, alokasi personil guru yang digunakan, serta bahan atau alat dan buku teks yang disediakan
- Kurikulum yang diajarkan (the thaught curricullum), yaitu tidak lain apa yang diajarkan oleh guru dikelas. Kurikulum ini sudah tentu berdasarkan kurikulum tertulis.
- Kurikulum yang diuji (The tested Curriculum), serangkain bahan pelajaran atau kegiatan beajar yang dinilai melalui tes, baik yang sudah dibuat oleh guru maupun sudah baku.
- Kurikulum yang dipelajari (learned Curicullum) atau sering pula disebut kurikulum hasil belajar (Learning Curriculum) yaitu perubahan nilai, persepsi dan ingkah laku yang terjadi dari pengalaman belajar. Kurikulum ini merupakan apa yang telah dipelajari, dimengerti dan diingat siswa baik dari kurikulum yang diinginkan maupun dari kurikulum yang tersembunyi .
- Kurikulum tersembunyi (Hidden Curriculum) kurikulum yang tidak dipelajari tapi dapat dirumuskan sebagai aspek dari sekolah yang lain dari kurikulum yang direncanakan namun berpengaruh terhadap perubahan tingkah laku siswa.
- Jenis kurikulum menurut Goodlad
- Kurikulum Ideal (idealogical Curriculum) yaitu kurikulum yang sebagaimana yang diharapkan oleh para ahli dan guru, yang mencerminkan pengetahuan yang diakumulasi berjaman-jaman.
- Kurikulum formal (Formal Curriculum) yang disetujui dan disahkan oleh pemerintah.
- Kurikulum bayangan(Perceived Curriculum) yaitu kurikulum yang yang ada dalam pikiran yang diinginkan oleh orang tua dan guru.
- Kurikulum operasional (Operational Curriculum) yaitu kurikulum yang dilaksanakan di dalam kelas.
- Kurikulum pengalaman (Experience Curriculum) Yaitu kurikulum yang dialami oleh murid.
- Jenis kurikulum berdasarkan organisasi kurikulum
- Seperated Subject Curriculum
- Correlated Curriculum
- Board Filed Curriculum
- Core Curriculum
- Jenis Kurikulum dari segi perencanaan dan pelaksanaan
- Kurikulum kebijakan (Policy Curriculum)
- Kurikulum Rekomendasi ( Recomendation Curriculum)
- Kurikulum Ideal ( Idealogical Curriculum)
- Kurikulum yang diajarakan atau kurikulum nyata (Taught Curriculum atau Real Curriculum)
- Kurikulum Tersembunyi ( Hidden Curriculum)
- Kurikulum yang dialami siswa (Experience Curriculum)
- Kurikulum yang dipelajari (Learned Curriculum)
- Kurikulum yang diuji (Tested Curriculum)
- Kurikulum yang sebagai hasil belajar (Learning Result Curriculum
- Jenis Kurikulum
Setelah
membahas model kurikulum di atas, kali ini kita akan mempelajari jenis
kurikulum, ada beberapa jenis kurikulum yang akan kita bahas
dalam pembahasan ini, meliputi:
- Separated Subject Curriculum
Separated subject curriculum
telah dilaksanakan sejak lama hingga sekarang masih banyak dipertahankan mulai
dari sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi. Setiap mata pelajaran
disusun secara terpisah satu sama lain dengan waktu yang dibatasi dan dipegang
oleh huru baik oleh bidang studi maupun oleh guru kelas.
Pada zaman Romawi ada mata
pelajaran yang harus dikasai oleh peserta didik yang terdapat dalam The
Seven Liberal Arts yang terbagi menjadi dua kelompok, yang masing-masing
kelompok berisikan tiga dan empat mata pelajaran yang diajarkan secara terpisah
yaitu kelompok Trivum yang
berisikan tiga mata pelajaran, gramatik, retorika, dan logika. Kelompok yang
lain adalah kelompok Quadrium yang berisikan empat mata pelajaran yaitu;
aritmatika, geometri, astronomi dan musik.
Kemudian tiap-tiap mata
pelajaran tersebut berkembang menjadi anak cabang ilmu pengetahuan induknya dan
berdiri sendiri atau bahkan menjadi prerequisite (prasyarat) untuk mata
pelajaran yang berkembang berikutnya. Contoh mata pelajaran prerequisite
dalam mata pelajaran yang berkembang berikutnya dapat mempelajari writing
(menulis), terlebih dahulu harus paham structure (tata bahasa), vocab
(kosa kata) dan reading (membaca). Vocab adalah prerequisite
(prasyarat) dari reading, structure adalah prasyarat dari writing.
Contoh lain, ilmu pendidikan berkembang menjadi pendidikan historois,
pendidikan nasional, pendidikan sosial dan seterusnya. Bidang psikologi
berkembang dari psikologi umum beranak cabang menjadi psikologi perkembangan,
psikologi pendidikan, psikologi kepribadian, psikologi dalam dan sebagainya.
Dalam organisasi separated
subject curriculum, yang memisah-misahkan mata pelajaran sedemikian rupa,
sehingga setiap mata pelajaran dapat
berkembang menjadi berbagai anak cabang ilmu pengetahuan, anak cabang ilmu
pengetahuan berkembang menjadi cucu
cabang dan seterusnya yang pada akhirnya peserta didik tidak mampu lagi untuk
mempelajari semuanya. Untuk mengatasi hal yang sedemikian maka berbagai mata
pelajaran yang sejenis dikelompokkan menjadi satu sehingga terjadilah
kelompok-kelompok mata pelajaran yang berorientasi pada kemampuan berbahasa,
ilmu-ilmu sosial, ilmu-ilmu eksakta yang masing-masing kelompok tersebut
berkembang lebih lanjut menjadi bidang-bidang pengetahuan yang lebih rinci
lagi.
Untuk penyusunan kurikulum selanjutnya para penyusun
membagi-bagi berbagai kelompok mata pelajaran tersebut menjadi bagian-bagian/
jurusan-jurusan, program-program, sedang peserta didik dipersilahkan untuk
memilih bagian-bagian/ jurusan-jurusan, program-program yang sesuai dengan
minatnya.sungguhpun demikian penyelenggaraan dan pelaksanaan mata pelajaran
masih tetap terpisah-pisah sesuai dengan organisasi separated subject
curriculum.[8]
- Correlated Curriculum
Correlated berasal dari kata
correlation yang dalam bahasa Indonesia berarti korelasi yaitu adanya hubungan
antara satu dengan yang lainnya. Sifat hubungan ada berbagai macam. Ada yang
bersifat timbale balik, sebab akibat, ada yang dihubungkan dengan sengaja,
tetapi ada juga hubungan yang secara kebetulan.
Dalam pengorganisasian
kurikulum secara separated dirasa banyak kelemahannya, maka dicari
pengorganisasian dengan cara lain yaitu dengan cara digabungkan atau
dikorelasikan dua atau lebih mata pelajaran yang pokok bahasannya atau sub
pokok bahasannya mempunyai tujuan pembahasan yang sama atau permasalahan yang
sama. Pokok bahasan atau sub pokok bahasan dapat tuntas dan menyeluruh.
Korelasi bidang studi tersebut dapat terjadi sebagai berikut:
1)
Korelasi
antar pokok bahasan dalam bidang studi yang sejenis, misalnya:
a.
Dalam
bidang studi bahasa, meliputi berbagai mata pelajaran: membaca, tata bahasa,
mengarang, bercerita dan sebagainya.
b.
Dalam
bidang studi ilmu pengetahuan alam, meliputi berbagai mata pelajaran:: pisika,
kimia, biologi, dan sebagainya
c.
Dalam
bidang studi ilmu sosial, berbagai mata pelajaran: sejarah, ilmu bumi, ekonomi,
sosiologi, dan sebagainya.
d.
Dalam
bidang studi matematika, meliputi berbagai mata pelajaran: aljabar, ilmu
hitung, ilmu ukur, dan sebagainya.
2)
Korelasi
antar pokok bahasan di luar bidang studi yang tidak sejenis, misalnya:
pembahasan pokok bahsan “Candi Borobudur”. Untuk membahasa candi Borobudur
perlu pembahasan mengenai:
a.
Letak
candi : dibahas oleh ilmu tanah, ilmu bumi
b.
Letak
dan siapa yang mendirikan: dibahas oleh mata pelajaran sosiologi, antropologi
dan sejarah.
c.
Pemilihan
batu untuk candi: dibahas olehmata pelajaran ilmu alam
d.
Bentuk
candi: dibahas oleh ilmu arsitek
e.
Kedatangan
turis(luar/dalam negeri): dibahas oleh mata pelajaran ilmu pariwisata.
f.
Beli
souvenir: dibahas oleh mata pelajaran ilmu dagang dan sebagainya. [9]
- Integrated Curriculum
Integrated curriculum
(kurikulum terpadu) yaitu kurikulum yang bahan ajarnya diberikan secara
terpadu. Misalnya Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan fusi (perpaduan) dari
beberapa mata pelajaran sejarah,
geografi, ekonomi, sosiologi dan sebagainya. Dalam proses pembelajaran dikenal
dengan pembelajaran tematik yang diberikan di kelas rendah Sekolah Dasar. Mata
pelajaran matematika, sains, bahasa Indonesia, dan beberapa mata pelajaran lain
diberikan dalam satu tema tertentu.[10]
BAB III
PENUTUP
- Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang sudah kita pelajar di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa:
- Model kurikulum terbagi menjadi 4, meliputi:
Ø Kurikulum
Humanistis.
Ø Kurikulum
Sebagai Rekonstruksi Sosial.
Ø Kurikulum
Sebagai Teknologi.
Ø Kurikulum
Subyek Akademik.
- Sedangkan jenis kurikulum terbagi menjadi 3, meliputi:
Ø Separated
Subject Curriculum.
Ø Correlated
Curriculum.
Ø Integrated
Curriculum.
- Saran
Kurikulum
merupakan suatu pondasi dalam membangun serta dan menjadi titik tombak dalam
dunia pendidikan. Oleh karena itu, sebaiknya sebagai seorang pendidik dalam
mengembangkan kurikulum langkah pertama yang harus dilakukan adalah menentukan
model dan jenis kurikulum yang terdapat dalam kurikulum yang digunakan untuk
sekolah dasar dan menengah serta perguruan tinggi.
Pembahasan
makalah ini mungkin masih kurang sempurna. Oleh karena itu penulis masih
membutuhkan saran dan perbaikan dari para pembaca.
DAFTAR
PUSTAKA
Neil, John D. Mc. 1988. Kurikulum Sebuah Pengantar Komprehensif.
Jakarta: Wirasa
Ali, Muhammad. 2009. Pengembangan kurikulum Di Sekolah. Bandung:
Sinar Baru Algesindo
Dakir. 2004. Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum. Jakarta: PT Rineka Cipta
Suparlan. 2012. Tanya Jawab Pengembangan Kurikulum & Materi Pelajaran. Jakarta:
Bumi Aksara
[1] John D. Mc. Neil. Kurikulum Sebuah Pengantar Komprehensif,
(Jakarta: Wirasa,1988), hlm. 7
[2] Drs. H. Muhammad Ali, M.Pd.,
M.A., Pengembangan kurikulum Di Sekolah,
(Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2009), cet: VI, hlm. 10-12
[3] John D. Mc. Neil, Op. Cit., hlm. 60-61
[4] Drs. H. Muhammad Ali, M.Pd., M.A.,
Op. Cit., hlm. 13
[5] John D. Mc. Neil, Op. Cit., hlm. 65
[6] Drs. H. Muhammad Ali, M.Pd.,
M.A., Op. Cit., hlm. 14
[7] John D. Mc. Neil, Op. Cit., hlm. 93
[8] Dakir, Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum, (Jakarta: PT Rineka Cipta,
2004), hlm.34-38
[9] Ibid, hlm. 41
[10] Suparlan, Tanya Jawab Pengembangan Kurikulum & Materi Pelajaran,
(Jakarta: Bumi Aksara, 2012), hlm.57
Organisasi Kurikulum
Organisasi berasal dari bahasa Inggris organization yang berakar dari Latin organiz (are), kemudian Inggris organize, yang berarti membangun (membentuk) suatu kebulatan (kesatuan) dari bagian-bagian yang berkaitan satu degan yang lain. Dilihat dari segi ini, organisasi bisa berarti keluaran (produk, output) organizing, yang bisa juga berarti organisme yang melakukan organizing. Yang dimaksud organisasi dalam bagian ini ialah organisasi dalam arti organisme tersebut.
Organisasi Kurikulum adalah pola atau bentuk penyusunan bahan pelajaran yang akan disampaikan kepada murid-murid. Organisasi Kurikulum sangat erat berhubungan dengan tujuan pendidikan yang hendak dicapai karena pola-pola yang berbeda akan mengakibatkan isi dan cara penyampaian pelajaran berbeda pula
Dalam dunia pendidikan dikenal ada tiga jenis pola organisasi kurikulum, yakni sebagai berikut:
a. Separated Subject Curriculum
b. Correlated Curriculum
c. Integrated Curriculum
Setiap organisasi kurikulum ditandandai oleh cirri yang tak banyak tetapi bersifat asasi yang dapat membedakannya dari organisasi yang lain. Disamping ada ciri-ciri dan sarana yang diperlukan dari setiap organisasi kurikulum, juga setiap organisasi kurikulum memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing baik yang bersifat teoritis maupun dalam hal-hal yang peraktis.
Pelaksanaan kurikulum dipengaruhi dan bergantung kepada banayak factor terutama sarana belajar, guru, pimpinan pendidikan orang tua murid.
A. Separated Subject Curriculum
Kurikulum ini menyajikan segala bahan pelajaran dalam berbagai macam mata pelajaran (subjects) yang terpisah-pisah satu sama lain, seakan-akan ada batas pemisah antara mata pelajaran yang satu dengan yang lainnya juga antara kelas dengan kelas lainnya. Sekalipun hakikat isinya ada relasi antara mata pelajaran yang satu dengan pelajaran yang lain. Mata pelajaran dalam organisasi ini dikompartmetalisasi dalam kelompok pengetahuan disiplin ilmu pengetahuan. Dalam bentuk yang tidak ekstrim penyajiannya dimungkinkan adanya sejenis relasi diantara mata pelajaran. Sebagai contoh dahulu kita pernah menyajikan mata pelajaran untuk “sekolah rakyat VI tahun” (sekarang sekolah dasar) terdiri atas ilmu tumbuh-tumbuhan, ilmu hewan, ilmu tubuh manusia, ilmu kesehatan dan ada juga ilmu alam. Untuk masa sekarang semua mata pelajaran tersebut diatas diintegrasikan diberikan predikat sebagai ilmu pengetahuan alam disingkat IPA.
Ada empat jenis cara menyajikan pelajaran yang sering dijumpai dalam Subject Curriculum ini, yakni:
(1) bahan pelajaran disajikan secara sistematis dan logis
(2) organisasi kurikulum ini sederhana: mudah disusun ditambah atau mudah dikurangi jumlah pelajaran yang di perlukan.(mudah direorganisir).
(3) penilaian lebih mudah karena biasanya bahan pelajaran ditentukan berdasarkan buku-buku pelajaran tertentu sehingga dapat diadakan ujian umum atau tes hasil belajar yang beragam.
(4) kurikulum ini memudahkan guru dalam pelaksanaan pengajaran.
Sarana yang diperlukan
Untuk mengembangkan Separated Subject Curriculum yang optimal maka dalam praktek pengajaran sangat diperlukan beberapa baik personel, material, maupun pasilitas pendidikan lainnya. Tanpa tersedianya sarana yang dimaksud maka Separated Subject Curriculum kurang memperoleh hasil yang sempurna. Sarana ini antara lain sebagai berikut:
(1) guru yang terlatih dan terdidik dalam tugas-tugasnya.
(2) Setiap guru harus punya ruang kelas khusus.
(3) Lamanya waktu belajar untuk setiap mata pelajaran.
(4) Penyedian pelayanan
B. Correlated Curriculum
Pada dasarnya organisai kurikulum ini menghendaki agar mata pelajaran itu satu sama lain ada hubungan, bersangkut paut (correlated) walaupun mungkin batas-batas yang satu dengan yang lain masih dipertanyakan.
Prinsip berhubungan satu sama lain ini dapat dilaksanakan dengn beberapa cara:
(1) antara dua mata pelajaran diadakan hubungan secara incidental.
(2) Memperbincangka masalah-masalah tertentu dalam berbagai macam pelajaran.
(3) Mempersatukan beberapa mata pelajaran dengan menghilangkan batas masing-masing
Sarana dan fasilitas yang diperlukan untuk meleksanakan kurikulum aktivitas ini ialah :
1. Guru
2. Gedung Sekolah
3. Perlengkapan Kelas
4. Perencanaan tidak ketat terikat pada waktu
5. Tak ada urutan tingkat kelas
C. Integrated Curriculum
Intergrated kurikulum meniadakan batas-batas antara berbagai mata pelajaran dan menyajikan bahan pelajran dalam bentuk unit dan keseluruhan. Dengan kebulatan bahan pelajaran diharapkan mampu membentuk kepribadian murid yang integral, selaras dengan kehidupan sekitarnya, apa yang diajarkan disekolah disesuaikan dengan kehidupan anak diluar sekolah.
Ada dua sifat yang membedakan kurikulum inti dengan kurikulum lainnya : (1) kurikulum ini menekankan pada nilai-nilai sosial. Unsur universal dalam suatu kebudayaan memberikan stabiltas dan kesatuan pada masyarakat. Kurikulum ini sifatnya khas dengan keharusan yang disodorkan agar semua tujuan pendidikan disekolah merefleksikan keperluan utama dari system sosial. (2) Struktur kurikulum inti ditentukan oleh problem social dan perikehidupan social. Dalam bentuk yang murni kurikulum ini merupakan penghalusan dan penyederhanaan dari unsure-unsur kebudayaan yang dimiliki oleh semua anggota masyarakat, hokum-hukum normatif, prinsip-prinsip deskriptif, fakta dan sebagainya. Unsur ini tidak diorganisasi menurut mata pelajaran maupun ketegori perhatian melainkan dalam bentuk kategori social yang didasarkan pada lapangan utama dari aktifitas social.
Menurut Prof. Dr. S. Nasution Ma, menyatakan bahwa memang sekolah-sekolah modern sudah mulai berangsur-angsur meninggalkan kurikulum yang subject centred karena tidak menghasilkan pribadi yang harmonis.
Oleh karena itu pelajaran disusun sebagai keseluruhan yang disebut “brood-unit” dengan cirri-ciri sebagai berikut :
1. Unit merupakan suatu keseluruhan yang bulat.
2. Unit menghapus batas-batas pelajaran.
3. Unit didasarkan pada pendapat-pendapat modern mengenai cara belajar (didasrkan pada pusat minat dari anak).
4. Unit didasarka pada kebutuhab anak.
5. Unit memerlukan waktu yang lebih panjang disbanding dengan mata pelajaran yang biasa dari kurikulu tradisional.
6. Unit berasal dari “life centred” (berhubungan dengan kehidupan).
7. Unit memamfaatkan dengan wajar dari dalam diri anak yang belajar.
8. Dalam unit anak dihadapkan pada situasi-situasi yang mengandung problema.
9. Unit denga sengaja memajukan perkembangan social kepada anak-anak sebab benyak memberi kesemptan untuk bekerjasama dalam kelompok.
10. Unit direncanakan oleh guru dan murid.
Sarana dan fasilitas yang diperlukan untuk meleksanakan kurikulum ini ialah :
1. Pendidikan Guru
2. Keadaan Gedung
3. Fleksibilitas dalam pengelompokan siswa
4. Hubungan dengan masyarakat
5. Sekolah sebagai community centred
6. Demikianlah kita sudah menganal tiga macam pengorganisasian kurikulum yang secara singkat dapat kita sebutkan lagi ialah kurikulum yang tepisah-pisah, kurikulum yang berkorelasi dan kurikulm yang berintegrasi.
Organisasi Kurikulum
Organisasi berasal dari bahasa Inggris organization yang berakar dari Latin organiz (are), kemudian Inggris organize, yang berarti membangun (membentuk) suatu kebulatan (kesatuan) dari bagian-bagian yang berkaitan satu degan yang lain. Dilihat dari segi ini, organisasi bisa berarti keluaran (produk, output) organizing, yang bisa juga berarti organisme yang melakukan organizing. Yang dimaksud organisasi dalam bagian ini ialah organisasi dalam arti organisme tersebut.
Organisasi Kurikulum adalah pola atau bentuk penyusunan bahan pelajaran yang akan disampaikan kepada murid-murid. Organisasi Kurikulum sangat erat berhubungan dengan tujuan pendidikan yang hendak dicapai karena pola-pola yang berbeda akan mengakibatkan isi dan cara penyampaian pelajaran berbeda pula
Dalam dunia pendidikan dikenal ada tiga jenis pola organisasi kurikulum, yakni sebagai berikut:
a. Separated Subject Curriculum
b. Correlated Curriculum
c. Integrated Curriculum
Setiap organisasi kurikulum ditandandai oleh cirri yang tak banyak tetapi bersifat asasi yang dapat membedakannya dari organisasi yang lain. Disamping ada ciri-ciri dan sarana yang diperlukan dari setiap organisasi kurikulum, juga setiap organisasi kurikulum memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing baik yang bersifat teoritis maupun dalam hal-hal yang peraktis.
Pelaksanaan kurikulum dipengaruhi dan bergantung kepada banayak factor terutama sarana belajar, guru, pimpinan pendidikan orang tua murid.
A. Separated Subject Curriculum
Kurikulum ini menyajikan segala bahan pelajaran dalam berbagai macam mata pelajaran (subjects) yang terpisah-pisah satu sama lain, seakan-akan ada batas pemisah antara mata pelajaran yang satu dengan yang lainnya juga antara kelas dengan kelas lainnya. Sekalipun hakikat isinya ada relasi antara mata pelajaran yang satu dengan pelajaran yang lain. Mata pelajaran dalam organisasi ini dikompartmetalisasi dalam kelompok pengetahuan disiplin ilmu pengetahuan. Dalam bentuk yang tidak ekstrim penyajiannya dimungkinkan adanya sejenis relasi diantara mata pelajaran. Sebagai contoh dahulu kita pernah menyajikan mata pelajaran untuk “sekolah rakyat VI tahun” (sekarang sekolah dasar) terdiri atas ilmu tumbuh-tumbuhan, ilmu hewan, ilmu tubuh manusia, ilmu kesehatan dan ada juga ilmu alam. Untuk masa sekarang semua mata pelajaran tersebut diatas diintegrasikan diberikan predikat sebagai ilmu pengetahuan alam disingkat IPA.
Ada empat jenis cara menyajikan pelajaran yang sering dijumpai dalam Subject Curriculum ini, yakni:
(1) bahan pelajaran disajikan secara sistematis dan logis
(2) organisasi kurikulum ini sederhana: mudah disusun ditambah atau mudah dikurangi jumlah pelajaran yang di perlukan.(mudah direorganisir).
(3) penilaian lebih mudah karena biasanya bahan pelajaran ditentukan berdasarkan buku-buku pelajaran tertentu sehingga dapat diadakan ujian umum atau tes hasil belajar yang beragam.
(4) kurikulum ini memudahkan guru dalam pelaksanaan pengajaran.
Sarana yang diperlukan
Untuk mengembangkan Separated Subject Curriculum yang optimal maka dalam praktek pengajaran sangat diperlukan beberapa baik personel, material, maupun pasilitas pendidikan lainnya. Tanpa tersedianya sarana yang dimaksud maka Separated Subject Curriculum kurang memperoleh hasil yang sempurna. Sarana ini antara lain sebagai berikut:
(1) guru yang terlatih dan terdidik dalam tugas-tugasnya.
(2) Setiap guru harus punya ruang kelas khusus.
(3) Lamanya waktu belajar untuk setiap mata pelajaran.
(4) Penyedian pelayanan
B. Correlated Curriculum
Pada dasarnya organisai kurikulum ini menghendaki agar mata pelajaran itu satu sama lain ada hubungan, bersangkut paut (correlated) walaupun mungkin batas-batas yang satu dengan yang lain masih dipertanyakan.
Prinsip berhubungan satu sama lain ini dapat dilaksanakan dengn beberapa cara:
(1) antara dua mata pelajaran diadakan hubungan secara incidental.
(2) Memperbincangka masalah-masalah tertentu dalam berbagai macam pelajaran.
(3) Mempersatukan beberapa mata pelajaran dengan menghilangkan batas masing-masing
Sarana dan fasilitas yang diperlukan untuk meleksanakan kurikulum aktivitas ini ialah :
1. Guru
2. Gedung Sekolah
3. Perlengkapan Kelas
4. Perencanaan tidak ketat terikat pada waktu
5. Tak ada urutan tingkat kelas
C. Integrated Curriculum
Intergrated kurikulum meniadakan batas-batas antara berbagai mata pelajaran dan menyajikan bahan pelajran dalam bentuk unit dan keseluruhan. Dengan kebulatan bahan pelajaran diharapkan mampu membentuk kepribadian murid yang integral, selaras dengan kehidupan sekitarnya, apa yang diajarkan disekolah disesuaikan dengan kehidupan anak diluar sekolah.
Ada dua sifat yang membedakan kurikulum inti dengan kurikulum lainnya : (1) kurikulum ini menekankan pada nilai-nilai sosial. Unsur universal dalam suatu kebudayaan memberikan stabiltas dan kesatuan pada masyarakat. Kurikulum ini sifatnya khas dengan keharusan yang disodorkan agar semua tujuan pendidikan disekolah merefleksikan keperluan utama dari system sosial. (2) Struktur kurikulum inti ditentukan oleh problem social dan perikehidupan social. Dalam bentuk yang murni kurikulum ini merupakan penghalusan dan penyederhanaan dari unsure-unsur kebudayaan yang dimiliki oleh semua anggota masyarakat, hokum-hukum normatif, prinsip-prinsip deskriptif, fakta dan sebagainya. Unsur ini tidak diorganisasi menurut mata pelajaran maupun ketegori perhatian melainkan dalam bentuk kategori social yang didasarkan pada lapangan utama dari aktifitas social.
Menurut Prof. Dr. S. Nasution Ma, menyatakan bahwa memang sekolah-sekolah modern sudah mulai berangsur-angsur meninggalkan kurikulum yang subject centred karena tidak menghasilkan pribadi yang harmonis.
Oleh karena itu pelajaran disusun sebagai keseluruhan yang disebut “brood-unit” dengan cirri-ciri sebagai berikut :
1. Unit merupakan suatu keseluruhan yang bulat.
2. Unit menghapus batas-batas pelajaran.
3. Unit didasarkan pada pendapat-pendapat modern mengenai cara belajar (didasrkan pada pusat minat dari anak).
4. Unit didasarka pada kebutuhab anak.
5. Unit memerlukan waktu yang lebih panjang disbanding dengan mata pelajaran yang biasa dari kurikulu tradisional.
6. Unit berasal dari “life centred” (berhubungan dengan kehidupan).
7. Unit memamfaatkan dengan wajar dari dalam diri anak yang belajar.
8. Dalam unit anak dihadapkan pada situasi-situasi yang mengandung problema.
9. Unit denga sengaja memajukan perkembangan social kepada anak-anak sebab benyak memberi kesemptan untuk bekerjasama dalam kelompok.
10. Unit direncanakan oleh guru dan murid.
Sarana dan fasilitas yang diperlukan untuk meleksanakan kurikulum ini ialah :
1. Pendidikan Guru
2. Keadaan Gedung
3. Fleksibilitas dalam pengelompokan siswa
4. Hubungan dengan masyarakat
5. Sekolah sebagai community centred
6. Demikianlah kita sudah menganal tiga macam pengorganisasian kurikulum yang secara singkat dapat kita sebutkan lagi ialah kurikulum yang tepisah-pisah, kurikulum yang berkorelasi dan kurikulm yang berintegrasi.
A. Subject matter kurikulum
Subject Curriculum terdiri dari mata
pelajaran subject yang terpisah-pisah. Subject adalah himpunan
pengalaman (pengetahuan) manusia yang disusun secara logis-sistematis
oleh para ahli.[2] Subject matter CurriculumYaitu kurikulum yang
menyajikan mata pelajaran yang terpisah-pisah satu sama lain.
Subject curriculum, Saylor dan Alexander menyebutkan dengan School Subject.
Bentuk kurikulum ini telah digunakan sejak beberapa abad hingga saat
ini masih paling banyak terdapat di berbagai institusi. Kurikulum ini
terdiri dari mata pelajaran-mata pelajaran. Tujuan pelajaran adalah
menguasai bahan tiap mata pelajaran Yang ditentukan secara logis,
sistematis, dan mendalam.
Subject matter curriculum merupakan
organisasi kurikulum yang tertua dan banyak digunakan di berbagai
negara. Subject matter curriculum adalah organisasi materi pendidikan
dalam bentuk mata-mata pelajaran yang disajikan dan diberikan kepada
peserta didik secara terpisah. Mata-mata pelajaran itu biasanya berupa
pengetahuan yang telah disusun secara sistematis dan logis yang
diberikan sesuai ndengan jenjang-jenjang tertentu.
Kurikulum ini dapat menentukan
syarat-syarat minimum yang harus dikuasai anak, agar dapat dinaikkan
kelasnya. Buku Pelajaran dan textbook menjadi alat dan sumber utama bagi
pelajaran. Penerapan kurikulun ini di Indonesia seperti pada kurikulum
1975.
Ciri-ciri kurikulum subject matter:
1. Mata pelajaran yang diklasifikasikan sesuai dengan bidang keilmuan/pengetahuan ilmiah
2. Memberikan tekanan pada isi dan teknik memberikan pelajaran
3. Mata pelajaran umumnya bersifat
konstan dan tidak banyak perubahan, meskipun perkembangan ilmu
pengetahuan mengalami peningkatan
4. Perencanaan program pengajaran disusun terlebih dahulu
5. Untuk mengembangkan subject matter
curriculum yang optimal, diperlukan beberapa sarana, baik personel,
material, dan fasilitas lainnya.
Kadang jenuh juga ya nulis rangkuman makalah berjudul “subject matter curriculum, Integrated curikulum dan Correlated Curriculum” ini. Gak apa kita ambil hikmahnya aja, lagi pula dapat pahala juga to!.
S Nasution mengklasifikasi bentuk
subject matter curriculum menjadi tiga, yaitu Separate subject
curriculum, correlated subject curriculum, dan integrated subject
curriculum. Bentuk ketiga ini ternyata sama dengan activity curriculum
yang dimaksudkan oleh Nana Sudjana.[3]
Separate subject curriculum Kurikulum
ini menyajikan materi pelajaran dalam bentuk subyek-subyek tertentu yang
terpisah-pisah. Kurikulum yang disusun dalam bentuk terpesah-pisah ini
lebih bersifat subject centered, yaitu berpusat pada bahan pelajaran,
dari pada child centered, yang berpusat pada minat dan kebutuhan peserta
didik. Kurikulum bentuk ini disusun berdasarkan pandangan ilmu jiwa
asosiasi, yaitu mengharapkan terjadinga kepribadian yang bulat
berdasarkan potongan-potongan pengetahuan.
Ada beberapa kelebihan dan kelemahan pada separate subject kurikulum ini.
Bahan pelajaran dapat disajikan secara
sistematis dan logis. Dengan mengikutisistematik itu, peserta didik juga
terlatih berpikir menurut struktur disiplin pengetahuanyang diberikan.
- Organisasi kurikulum ini sederhana, mudah disusun, mudah ditambah atau dikurangi jumlah pelajaran yang diperlukan (mudah direorganisir), mudah direncanakan dandilaksanakan.
- Kurikulum ini mudah dinilai. Penilaian lebih mudah karena biasanya bahan pelajaran[4]ditentukan berdasarkan buku-buku pelajaran tertentu sehingga dapat diadakan ujianumum yang seragam di seluruh negara.
- Kurikulum ini juga dipakai di perguruan tinggi. Perguruan tinggi menggunakanorganisasi kurikulum ini, sehingga kurikulum ini diterima baik dan dipertahankan diSDdan sekolah menengah.
- Kurikulum ini telah dipakai berabad-abad lamanya dan sudah menjadi tradisi.
- Sukar orang menerima perubahan dalam organisasi kurikulum yang telah bertahan begitu lama.
- Kurikulum ini lebih memudahkan guru dalam melaksanakan pengajaran karena bersifat³Subject Centered´.
- Organisasi kurikulum ini esensial untuk menafsirkan pengalaman. Organisasikurikulum ini sangat menghemat waktu dan tenaga.Walaupun kurikulum ini umum dipakai karena memiliki banyak kelebihan, akan
Tetapi Kurikulum ini juga banyak pula kelemahannya, yaitu:
- Kurikulum ini memberikan matapelajaran yang lepas-lepas yang tidak berhubungansatu dengan yang lain serta tidak sesuai dengan kenyataan kehidupan yang sebenarnya.Kurikulum ini tidak mendidik anak-anak menghadapi situasi-situasi dalam kehidupannya.Kurikulum ini juga tidak mendorong guru-guru mengadakan integrasi dalam berbagaimatapelajaran.
- Kurikulum ini tidak memperhatikan masalah-masalah sosial yang dihadapi anak-anak dalam kehidupannya sehari-hari.
- Kurikulum ini menyampaikan pengalaman umat manusia yang lampau dalam bentuk yang sistematis dan logis.Sesuatu yang logis tidak selalu psikologis ditinjau dari segiminat dan perkembangan anak.
- Tujuan kurikulum ini terlampau terbatas. Kurikulum ini terutama memusatkantujuannya pada perkembangan intelektual dan kurang memperhatikan pertumbuhan jasmaniah, perkembangan sosial dan emosional.
- Kurikulum ini kurang mengembangkan kemampuan berpikir. Kurikulum inimengutamakan penguasaan pengetahuan dengan jalan ulangan dan hafalan dan kurangmengajak anak-anak berpikir sendiri.
- Kurikulum ini cenderung menjadi statis dan ketinggalan zaman. Bahan pelajaran dalamkurikulum ini didasarkan pada pengetahuan yang tercantum dalam buku, adakalanyasuatu buku tidak berubah dari tahun ke tahun sehingga tidak sesuai dengan perkembangandi masyarakat.
Wah capek juga ya teman-teman nulis rangkuman makalah berjudul “subject matter curriculum, Integrated curikulum dan Correlated Curriculum” ini. Gak apa ayo kita lanjut!.
B. Correlated kurikulum
Correlated Subject curriculum atau
correlated curriculum adalah pendekatan dengan pola mengelompokkan
beberapa mata pelajaran (bahan) yang seiring, yang bias secara dekat
berhubungan.[5] Hilda Taba mengatakan “The board fields curriculum is
essentially an effort to overcome the compartementalization and
atomatization of curriculum by combining several spesiic areas into
large fields”. Hilda Taba menyebut correlated curriculum dengan board
fields curriculum. Usaha peningkatan dengan menyatukan beberapa mata
pelajaran itu misalnya sejarah, ilmu bumi dan kewarganegaraan
dikombinasikan menjadi ilmu pengetahuan soosial.
Correlated CurriculumOrganisasi
kurikulum ini menghendaki agar matapelajaran itu satu sama lain
adahubungan, bersangkut paut walaupun mungkin batas-batas yang satu
dengan yang lainmasih dipertahankan. Paduan atau fungsi antara beberapa
matapelajaran ini disebut³broad-fields´.
Kurikulum ini berusaha menghubungkan antara dua mata pelajaran atau lebih, sehingga diharapkan peserta didik akan memperoleh pengetahuan yang utuh dan tidak sepotong-potong seperti pada separate subject curriculum, misalnya menghubungkan antara matematika, fisika, kimia dan biologi yang semuanya tergolong dalam IPA; menghubungkan antara sejarah, ekonomi, dan ilmu social yang memang termasuk dalam IPS.
Kurikulum ini berusaha menghubungkan antara dua mata pelajaran atau lebih, sehingga diharapkan peserta didik akan memperoleh pengetahuan yang utuh dan tidak sepotong-potong seperti pada separate subject curriculum, misalnya menghubungkan antara matematika, fisika, kimia dan biologi yang semuanya tergolong dalam IPA; menghubungkan antara sejarah, ekonomi, dan ilmu social yang memang termasuk dalam IPS.
Correlated curriculum adalah suatu
bentuk peorganisasian kurikulumyang menunjukkan adanya suatu hubungan
antara satu mata pelajaran denganmata pelajaran lainnya, akan tetapi
tetap memperhatikan ciri/ karakteristik tiapbidang studi tersebut
William B. Ragan mengemukakan enam broad
field yang umumnya ditemui di dalam kurikulum sekolah dasar, yaitu :
Bahasa (language arts), Ilmu Pengetahuan Sosial (Social studies),
Matematika, Science, Kesehatan dan Pendidikan Olah Raga, dan Kesenian
(Fine Arts).
Tipe organisasi broad field ini
dicetuskan oleh Penix. Ia bermaksud agar para pendidik mengerti
jenis-jenis arti perkembangan kebudayaan yang efektif; manfaat yang
diperoleh dari pelbagai disiplin ilmu; dan bagaimana mendidik anak
sehingga menghasilkan suatu masyarakat yang civilized.
Ada beberapa macam cara dalam
mengkorelasikan mata pelajarandalam kurikulum ini antara lain:1)
Korelasi insidental, maksudnya korelasi antara mata pelajaran
terjadisecara tiba-tiba. Misalnya, pada mata pelajaran Geografi
disinggungtentang pelajaran Kimia dan Biologi2) Hubungan yang lebih
erat. Contohnya suatu pokok masalahdiperbincangkan dalam berbagai mata
pelajaran.3) Korelasi etis, yaitu korelasi yang bertujuan mendidik budi
pekerti.Misalnya, pada pelajaran Pendidikan Agama Islam diajarkan
cara-caramenghormati tamu, orang tua, tetangga, dan lain sebagainya.4)
Korelasi sistematis, korelasi ini biasanya direncanakan oleh
guru.Misalnya: mengenai bercocok tanam padi dibahas dalam Geografi
danBiologi.
Dewasa ini pendekatan tersebut sedang digalakkan. Pendekatan ini dapat ditinjau dari berbagai aspek (segi), yaitu:
a. Pendekatan Struktural, sebagai contoh
adalah IPS. Bidang studi ini terdiri atas Ilmu Bumi, Sejarah, dan
Ekonomi.Maka di dalam suatu pokok (topic) dari Ilmu Bumi, kemudian
dipelajari pula ilmu-ilmu lain yang masih berada dalam lingkup suatu
bidang studi.
b. Pendekatan fungsional, pendekatan ini
berdasar pada masalah yang berarti dalam kehidupan sehari-hari. Masalah
ini dikupas melalui berbagai ilmu yang berada dalam lingkup suatu
bidang studi yang dipandang ada hubungannya. Misalnya masalah
peperangan. Dari masalah peperangan ini kemudian dipelajari dari segi
Ilmu buminya; Segi Ekonominya; dan sebagainya.
c. Pendekatan tempat/daerah, atas dasar
pembicaraan sesuatu tempat tertentu sebagai pokok pembicaraannya.
Misalnya, tentang daerah Yogyakarta, maka dapat dibuat bahan pembicaraan
mengenai; segi pariwisatanya, antropologi, budaya, politik, ekonomi dan
sebagainya.[6]
Kadang jenuh juga ya nulis rangkuman makalah berjudul “subject matter curriculum, Integrated curikulum dan Correlated Curriculum” ini. Gak apa kita ambil hikmahnya aja, lagi pula dapat pahala juga to!.
Kurikulum ini juga mempunyai kelemahan,
di samping banyak kelebihan yang dimiliki, Adapun kelebihan correlated
curriculum, yaitu:
- Korelasi memajukan integrasi pengetahuan pada murid-murid. Dengan demikian pengetahuan mereka tidak lepas-lepas, melainkan bertautan, terpadu.
- Minat murid bertambah apabila ia melihat hubungan antara matapelajaran-matapelajaran.
- Pengertian murid-murid tentang sesuatu lebih mendalam, bila didapat penjelasan dari berbagai matapelajaran.
- Korelasi memberikan pengertian yang lebih luas karena diperoleh pandangan dari berbagai sudut dan tidak hanya dari satu matapelajaran saja.
- Korelasi memungkinkan murid-murid menggunakan pengetahuannya lebih fungsional.
- Korelasi antara matapelajaran lebih mengutamakan pengertian dan prinsip-prinsip
Adapun kekurangan dari kurikulum korelasi tersebut antara lain yaitu:
1) Dalam korelasi tidak diperoleh
disiplin ilmu yang mendalam, Karena tidakadanya struktur logis dan
sistematis yang disebabkan oleh luasnya ruanglingkup dari bidang studi.
2) Korelasi tidak memberikan pengetahuan
yang mendalam tentang satumata pelajaran, hal ini disebabkan suatu mata
pelajaran hanyalah disajikangaris besarnya saja.
3) Guru merasa kesulitan dangan adanya pendekatan interdispliner dalamkurikulum ini.
4) Mata pelajaran yng disajikan sifatnya
terlampau abstrak, karena yangdisajikan hanya berkisar mengenai
prinsip-prinsip, tema-tema, danmasalah-masalah.
Wah capek juga ya teman-teman nulis rangkuman makalah berjudul “subject matter curriculum, Integrated curikulum dan Correlated Curriculum” ini. Gak apa ayo kita lanjut!.
C. Integrated kurikulum
Kurikulum ini sama dengan integrated
subject curriculum, yang menekankan pada aktivitas dan pengalaman
peserta didik dalam proses belajar mengajar.
Ada tiga ciri kurikulum ini yang membedakan dengan kurikulum yang lain, diantaranya:
1. Program kegiatan pembelajaran di sekolah ditentukan oleh perhatian dan tujuan anak.
Ada tiga ciri kurikulum ini yang membedakan dengan kurikulum yang lain, diantaranya:
1. Program kegiatan pembelajaran di sekolah ditentukan oleh perhatian dan tujuan anak.
2. Tidak ada perencanaan terlebih dahulu, karena materi disesuaikan dengan minat peserta didik.
3. Metode yang paling dominant dalam pengajarannya adalha problem solving.
4. Adanya program khusus untuk mel;ayani peserta didik yang mempunyai minat khusus.
5. Guru yang mengajar harus mempunyai pengetahuan yang luas, khususnya tentang perkembangan anak
6. Tidak ada urutan tingkatan dan kelas
7. Perencanaan dan proses pembelajaran tidak terikat oleh waktu.
Pendekatan ini didasarkan kepada keseluruhan hal yang mempunyai arti tertentu. Keseluruhan ini tidak hanya merupakan kesimpulan dari bagian-bagiannya, tetapi mempunyai arti tertentu. Dalam hal ini, tidak hanya melalui pelajaran yang terpisah-pisah, namun harus dijalin suatu keutuhan yang meniadakan batas tertentu dan masing-masing bahan pelajaran.
Pendekatan ini didasarkan kepada keseluruhan hal yang mempunyai arti tertentu. Keseluruhan ini tidak hanya merupakan kesimpulan dari bagian-bagiannya, tetapi mempunyai arti tertentu. Dalam hal ini, tidak hanya melalui pelajaran yang terpisah-pisah, namun harus dijalin suatu keutuhan yang meniadakan batas tertentu dan masing-masing bahan pelajaran.
Kurikulum ini benar-benar menghilangkan
batas di antara berbagai mata pelajaran. Keseluruhan mata pelajaran
dilebur menjadi satu dan disajikan dalam bentuk unit. Dengan adanya
kebulatan bahan pelajaran, diharapkan dapat terbentuk kebulatan
pengetahuan peserta didik yang sesuai dengan lingkungan masyarakatnnya.
Oleh karena itu, materi pembelajaran harus disesuaikan dengan situasi,
masalah, dan kebutuhan kehidupan di luar sekolah.
Integrated curriculum merupakan suatu
produk dari usahapengintegrasian bahan pelajaran dari berbagai macam
pelajaran. Implementasiintegrated curriculum dengan meniadakan
batas-batas antara berbagai matapelajaran dan menyajikan bahan pelajaran
unit atau keseluruhan. Integrasaimata pelajaran dilakukan dengan
memusatkan pelajaran pada masalah atautema tertentu.Kurikulum ini
dilaksanakan dengan tujuan untuk memberikankesempatan yang lebih banyak
kepada peserta didik untuk aktif dalam prosespembelajaran, baik melalui
kerja individu maupun kelompok.
Integratedcurriculum mempunyai beberapa
ciri yang antara lain yaitu: Unit merupakansatu kesatuan dari seluruh
bahan pelajaran, unit didasarkan pada kebutuhananak baik yang bersifat
pribadi maupun sosial, baik yang menyangkutkejasmanian maupun
kerohanian. Dalam unit anak dihadapkan pada berbagaisituasi yang
mengandung permasalahan yang berhubungan dengan kehidupansehari-hari
mereka. Unit mempergunakan dorongan-dorongan sewajarnyapada diri anak
dengan melandaskan diri pada teori belajar, anak diberikesempatan
melakukan berbagai kegiatan sesuai dengan minatnya dan integrated
curriculum sangat fleksibel dalam pelaksanaanya. Selain ciri-
ciritersebut, menurut A. Hamid Syarif dalam bukunya
“PengembanganKurikulum”, integrated curriculum merupakan kurikulum yang
berlandaskanfilsafat pendidikan demokratis, berdasarkan sosiologis,
cultural, danberdasarkan kebutuhan, minat, dan tingkat perkembangan
serta pertumbuhansiswa.Dalam proses pelaksanaan pembelajaran terpadu,
masyarakat danlingkungan sekitarnya sebagai sumber belajar, guru, orang
tua dan anak didikmerupakan komponen-komponen yang bertanggung jawab
dalam prosespengembangannya. Kurukulum terpadu juga mementingkan
aspek-aspekpsikologis yang berpengaruh terhadap integrasi pribadi
individu danlingkungan.
Menurut Soetopo dan Soemanto dalam
bukunya yang berjudul“Pembinaan dan Pengembangan kurikulum sebagai
Substansi ProblemAdministrasi Pendidikan”, integrated curriculum
dibedakan tiga bentuk yaitu: IPSAGAMABAHASA IPAPPKnThe Child Centered
Curriculum, The Social Functions Curriculum, dan TheExperience
Curriculum.
The Child Centered Curriculum adalah
kurikulum yang dalamperencanaannya faktor anak menjadi perhatian utama.
Dalam mengorganisirpengalaman belajar anak didik dengan menggunakan
kegiatan-kegiatannormal seperti, observasi, bermain, bercerita dan
bekerja.
Bentuk kedua TheSocial Functions
Curriculum adalah kurikulum yang mencobamengeliminasikan mata pelajaran
sekolah dari keterpisahannya denganfungsi-fungsi utama kehidupan sosial
yang menjadi dasar pengorganisasianpengalaman belajar. Semua mata
pelajaran yang berhubungan denganlingkungan sekitar anak disusun
sedemikian rupa yang dapat menimbulkankonsekuensi adanya proteksi,
produksi, konsumsi, komunikasi, transportasidan ekspresi dorongan
keagamaan.
Adapun bentuk terakhir dari
integratedcurriculum adalah The Experience Curriculum, yaitu kurikulum
yang dalamperencanaanya kebutuhan dan keberadaan anak didik menjadi
faktor utamadalam perumusannya.
Integrated curriculum mempunyai
kelebihan dan kekurangan. Kelebihan kurikilum ini antara lain:Kurikulum
ini sesuai dengan teori baru tentang belajar yang mendasarkan berbagai
kegiatan pada pengalaman, kesanggupan dan minat anak.Kurikulum ini
memungkin danya hubungan saling menguntungkan antara sekolah dengan
masyarakat, karena masyarakat menjadi laboratorium bagi peserta
didik.Secara rinci kelebihan dari kurikulum tersebut yaitu antara lain
sebagai berikut:1) Integrated curriculum disusun berdasarkan minat dan
pengalaman siswa.2) Dalam pelaksanaan kurikulum memberikan pengalaman
yang berartikepada peserta didik, karena siswa dituntut untuk memecahkan
masalahdalam pembelajaran berdasarkan dengan apa yang dialami mereka
dalamkehidupan sehari- harinya.3) Sumber belajar yang digunakan tidak
hanya sebatas buku ajar, namunlingkungan sekitar peserta didik dapat
dijadikan sebagai sumber belajar.4) Keterampilan sosial peserta didik
dibentuk dalam proses pembelajaran, halini dikarenakan peserta didik
dihadapkan dengan pengalaman praktisdalam proses pembelajaran.
Selain kelebihan-kelebihan tersebut,
integrated curriculum mempunyai, Kelemahan kurikulum ini antara
lain:Tidak mempunyai organisasi yang logis dan sistematis Pelaksanaannya
membutuhkan prasarana yang harus lengkap
Sulit diadakan evaluasi terhadap efektivitas pelaksanaannya kekurangan yang lain adalah :1) Kebanyakan guru kurang memahami tentang pelaksanaan kurikulumterpadu, dan dalam pelakasanaan tugas guru amat berat, hal inidikarenakan guru harus mengorganisasikan atau memadukan berbagaistandar kompetensi dan kompetensi dasar dalam tiap-tiap mata pelajaranyang mempunyai keterkaitan.2) Penggunaan sarana dan prasarana dalam pembelajaran sangat beranekaragam, sehingga dapat menyulitkan pelaksanaannya.3) Organisasi pengetahuan dalam kurikulum ini tidak logis dan tidaksistematis, karena selalu mengalami perubahan sesuai permasalahan yangdirencanakan guru dan murid.4) Kurikulum terpadu ini mementingkan proses pembelajaran daripada hasilbelajar, Berbagai macam tipe-tipe kurikulum yang telah dijelaskan di atas,yang digunakan sebagai landasan dalam pelaksanaan pembelajaran terpaduadalah tipe kurikulum yang terakhir, yaitu integrated curriculum. Dalampelaksanaan pembelajaran terpadu, kurikulum terpadu sebagai acuan dalammenyusun perencanaan pembelajaran.[7]
Sulit diadakan evaluasi terhadap efektivitas pelaksanaannya kekurangan yang lain adalah :1) Kebanyakan guru kurang memahami tentang pelaksanaan kurikulumterpadu, dan dalam pelakasanaan tugas guru amat berat, hal inidikarenakan guru harus mengorganisasikan atau memadukan berbagaistandar kompetensi dan kompetensi dasar dalam tiap-tiap mata pelajaranyang mempunyai keterkaitan.2) Penggunaan sarana dan prasarana dalam pembelajaran sangat beranekaragam, sehingga dapat menyulitkan pelaksanaannya.3) Organisasi pengetahuan dalam kurikulum ini tidak logis dan tidaksistematis, karena selalu mengalami perubahan sesuai permasalahan yangdirencanakan guru dan murid.4) Kurikulum terpadu ini mementingkan proses pembelajaran daripada hasilbelajar, Berbagai macam tipe-tipe kurikulum yang telah dijelaskan di atas,yang digunakan sebagai landasan dalam pelaksanaan pembelajaran terpaduadalah tipe kurikulum yang terakhir, yaitu integrated curriculum. Dalampelaksanaan pembelajaran terpadu, kurikulum terpadu sebagai acuan dalammenyusun perencanaan pembelajaran.[7]
Wah capek juga ya teman-teman nulis rangkuman makalah berjudul “subject matter curriculum, Integrated curikulum dan Correlated Curriculum” ini. Gak apa ayo kita lanjut!.
D. Analisa
Dalam diskusi makalah ini ditanyakan
tentang aplikasi ketiga kurikulum ini, maka kurikulum ini efektif untuk
diaplikasikan sesuai dengan tingkat satuan pendidikan penyelenggara,
sesuai dengan visi misi yang ditetapkan oleh institusi tersebut, dengan
mempertimbangkan kelebihan dan kekurangannya.
Adapun pelajaran Pendidikan Agama Islam
(PAI) aplikasi kurikulumnya dengan integrated curriculum, terutama di
Sekolahan, adapun di Madrasah maka PAI diaplikasikan berdasar subject
matter curriculum, karena dimadrasah telah dikembangkan kurikulum PAI
dengan mengajarkan masing-masing dari materi Agama Islam.
Ketiga bentuk kurikulum ini terkesan
dipaksakan kepada siswa, karena penyusunan dari atas ke bawah, kecuali
correlated curriculum, yang melibatkan siswa dalam penyusunannya, karena
siswa diharapkan mampu menghadapi permasalahan hidup sehari-hari.
Kadang jenuh juga ya nulis rangkuman makalah berjudul “subject matter curriculum, Integrated curikulum dan Correlated Curriculum” ini. Gak apa kita ambil hikmahnya aja, lagi pula dapat pahala juga to!.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
Kesimpulan yang bisa
kami ambil dari paparan di atas adalah, bahwa ketiga bentuk kurikulum
itu adalah sama dalam pola pendekatan pengembangannya, yaitu berdasarkan
bahan atau materi. Tetapi masing-masing mempunyai cirri-ciri tersendiri
yang menjelaskan perbedaan antara ketiganya, walaupun semua berorentasi
pada subject.
Dalam pelaksanaan ketiga kurikulum di
atas, masing-masing mempunyai kelebihan dan kelemahan yang sesuai dengan
tipe-tipenya. Menguntungkan pada guru, murid ,dan masyarakat tetapi
pada sisi lain juga memberikan kesukaran kepada mereka.
Kurikulum yang menyesuaikan perkembangan
kebutuhan hidup sehari-hari manusia dan masyarakat akan lebih ideal
untuk diberikan kepada penyelenggara dan pengguna pendidikan serta anak
didik yang dibina untuk menjadi masyarakat yang civilized, sebagai
generasi penerus bangsa. Semoga tulisan ini mengena dan bermanfaat.
DAFTAR PUSTAKA
Gaff, Jerry, G., James L., Handbook of the Undergraduate curriculum : A comprehenship Guide to Purposes, Structures, Prectices, and Change, San Francisco; Josse-Bass Inc. : 1991.
Ode Abdurrahman dkk., Sistem Organisasi Pengembangan Kurikulum, dalam http://www.infolepas.blogspot.com/
Soetopo, Hendyat,, Soemanto, Wasty. Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum Sebagai Subtansi Problem Administrasi Pendidikan, Jakarta, Bumi Aksara, 1993
Subandijah, Pengembangan dan Inovasi Kurikulum, Jakarta: Raja Grafindo Persada; 1996.
Saparudin, Faisal, Muh., Pengantar Kurikulum dalam www.bsn.or.id/sni nama : Muh. Faisal Sapruddin NIM. : 094104006 Fak/Jur:FIP/KTP Kutikulum.
—–, Pengertian Integrated Curriculum, dalam http://id.shvoong.com/social sciences/education/2189086-pengertian-integrated-curriculum/
——, Pengertian Correlad Curriculum, http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2189084-pengertian-correlated-curriculum/#ixzz1qCVFyI4b
[1] Subandijah, Pengembangan dan Inovasi Kurikulum, Jakarta: Raja Grafindo Persada; 1996. Hal. 59.
[2] Drs. Hendyat Soetopo, M.Pd., Drs.
Wasty Soemanto, M.Pd., Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum Sebagai
Subtansi Problem Administrasi Pendidikan,( Jakarta, Bumi Aksara, 1993).
Hal 78.
[3] Ode Abdurrahman dkk., Sistem Organisasi Pengembangan Kurikulum, dalam http://www.infolepas.blogspot.com/
[4] NAMA : MUH. FAISAL SAPRUDDINNIM : 094104006FAK/JUR : FIP / KTP³KURIKULUM´
[5] [5] Subandijah, Pengembangan dan Inovasi Kurikulum, Jakarta: Raja Grafindo Persada; 1996. Hal..57.
[6] Dra. Subandijah, Pengembangan dan Inovasi Kurikulum, (Jakarta, Raja Grafindo Persada, 1996). Hal.57-58.
[7]—–, Integrated Curriculum, dalam http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2189084-pengertian-correlated-curriculum/#ixzz1qCVFyI4b
Tidak ada komentar:
Posting Komentar