Jumat, 06 Maret 2015

Jenis Kurikulum

Dari beragai perumusan arti kurikulum, secara sepintas dapat kita ambil kesimpulan bahwa kurikulum itu terbagi dalam berbagai jenis seperti yang terencanakan, dilaksanakan, formal, dan informal. Para ahlipun turut menggambarkan jenis kurikulum, sebagai berikut:

  • Menurut Galtthorn

  1. Kurikulum rekomendasi(recomendation curriculum), yaitu kurikulum yang direkondasikan oleh para ahli, asosiasi profesional, komisi pembaharuan pendidikan dan juga berdasarkan kebijakan pemarintah. Kurikulum ini menekankan keharusan untuk mempelajari konsep, keterampilan yang akan dikembangkan menurut persepsi dan sisitem nilai sumber atau sponsor. 
  2. Kurikulum tertulis, juga kurikulum yang sudah direncanakan oleh pemerintah. Kurikulum ini berfungsi sebagai pengendali untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan. Kurikulum inii lebih spesifik dan komprehensif bila dibandingkan dengan kurikulum rekomendasi karena berisi dasar-dasar pertimbangan  atau rasional kurikulum, tujuan yang ingin dicapai sekuen yang harus diikuti serta kegiatan belajar yang harus dilakukan serta bagaimana mengevaluasinya. 
  3. Kurikulum dukungan (suported curriculum), dibentuk  dari sumber-sumber yang dialokasi untuk menunjang kurikulum. Beberapa sumber atau bentuk dukungan yaitu alokasi waktu untuk mata pelajaran tertentu, alokasi waktu untuk guru untuk aspek tertentu,  alokasi personil guru yang digunakan, serta bahan atau alat dan buku teks yang disediakan 
  4. Kurikulum yang diajarkan (the thaught curricullum), yaitu tidak lain apa yang diajarkan oleh guru dikelas. Kurikulum ini sudah tentu berdasarkan kurikulum tertulis.
  5. Kurikulum yang diuji (The tested Curriculum), serangkain bahan pelajaran atau kegiatan beajar yang dinilai melalui tes, baik yang sudah dibuat oleh guru maupun sudah baku.
  6. Kurikulum yang dipelajari (learned Curicullum)  atau sering pula disebut kurikulum hasil belajar (Learning Curriculum) yaitu perubahan nilai, persepsi dan ingkah laku yang terjadi dari pengalaman belajar. Kurikulum ini merupakan apa yang telah dipelajari, dimengerti dan diingat siswa baik dari kurikulum yang diinginkan maupun dari kurikulum yang tersembunyi .
  7. Kurikulum tersembunyi (Hidden Curriculum) kurikulum yang tidak dipelajari tapi dapat dirumuskan sebagai aspek dari sekolah yang lain dari kurikulum yang direncanakan namun berpengaruh terhadap perubahan tingkah laku siswa.
  • Jenis kurikulum menurut Goodlad

  1. Kurikulum Ideal (idealogical Curriculum) yaitu kurikulum yang sebagaimana yang diharapkan oleh para ahli dan guru, yang mencerminkan pengetahuan yang diakumulasi berjaman-jaman. 
  2. Kurikulum formal (Formal Curriculum) yang disetujui dan disahkan oleh pemerintah. 
  3. Kurikulum bayangan(Perceived Curriculum) yaitu kurikulum yang yang ada dalam pikiran yang diinginkan oleh orang tua dan guru.
  4. Kurikulum  operasional (Operational Curriculum) yaitu kurikulum yang dilaksanakan di dalam kelas.
  5. Kurikulum pengalaman (Experience Curriculum) Yaitu kurikulum yang dialami oleh murid.

  • Jenis kurikulum berdasarkan organisasi kurikulum

  1. Seperated Subject Curriculum 
  2. Correlated Curriculum 
  3. Board Filed Curriculum 
  4. Core Curriculum
  • Jenis Kurikulum dari segi perencanaan dan pelaksanaan

  1. Kurikulum kebijakan (Policy Curriculum) 
  2. Kurikulum Rekomendasi ( Recomendation Curriculum) 
  3. Kurikulum Ideal ( Idealogical Curriculum) 
  4. Kurikulum yang diajarakan atau kurikulum nyata (Taught Curriculum atau Real Curriculum) 
  5. Kurikulum Tersembunyi ( Hidden Curriculum) 
  6. Kurikulum yang dialami siswa (Experience Curriculum) 
  7. Kurikulum yang dipelajari (Learned Curriculum) 
  8. Kurikulum yang diuji (Tested Curriculum) 
  9. Kurikulum yang sebagai hasil belajar (Learning Result Curriculum
  10.  


  1. Jenis Kurikulum
Setelah membahas model kurikulum di atas, kali ini kita akan mempelajari jenis kurikulum, ada beberapa jenis kurikulum yang akan kita bahas dalam pembahasan ini, meliputi:
  1. Separated Subject Curriculum
Separated subject curriculum telah dilaksanakan sejak lama hingga sekarang masih banyak dipertahankan mulai dari sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi. Setiap mata pelajaran disusun secara terpisah satu sama lain dengan waktu yang dibatasi dan dipegang oleh huru baik oleh bidang studi maupun oleh guru kelas.
Pada zaman Romawi ada mata pelajaran yang harus dikasai oleh peserta didik yang terdapat dalam The Seven Liberal Arts yang terbagi menjadi dua kelompok, yang masing-masing kelompok berisikan tiga dan empat mata pelajaran yang diajarkan secara terpisah yaitu kelompok  Trivum yang berisikan tiga mata pelajaran, gramatik, retorika, dan logika. Kelompok yang lain adalah kelompok Quadrium yang berisikan empat mata pelajaran yaitu; aritmatika, geometri, astronomi dan musik.
Kemudian tiap-tiap mata pelajaran tersebut berkembang menjadi anak cabang ilmu pengetahuan induknya dan berdiri sendiri atau bahkan menjadi prerequisite (prasyarat) untuk mata pelajaran yang berkembang berikutnya. Contoh mata pelajaran prerequisite dalam mata pelajaran yang berkembang berikutnya dapat mempelajari writing (menulis), terlebih dahulu harus paham structure (tata bahasa), vocab (kosa kata) dan reading (membaca). Vocab adalah prerequisite (prasyarat) dari reading, structure adalah prasyarat dari writing. Contoh lain, ilmu pendidikan berkembang menjadi pendidikan historois, pendidikan nasional, pendidikan sosial dan seterusnya. Bidang psikologi berkembang dari psikologi umum beranak cabang menjadi psikologi perkembangan, psikologi pendidikan, psikologi kepribadian, psikologi dalam dan sebagainya.
Dalam organisasi separated subject curriculum, yang memisah-misahkan mata pelajaran sedemikian rupa, sehingga setiap mata pelajaran  dapat berkembang menjadi berbagai anak cabang ilmu pengetahuan, anak cabang ilmu pengetahuan   berkembang menjadi cucu cabang dan seterusnya yang pada akhirnya peserta didik tidak mampu lagi untuk mempelajari semuanya. Untuk mengatasi hal yang sedemikian maka berbagai mata pelajaran yang sejenis dikelompokkan menjadi satu sehingga terjadilah kelompok-kelompok mata pelajaran yang berorientasi pada kemampuan berbahasa, ilmu-ilmu sosial, ilmu-ilmu eksakta yang masing-masing kelompok tersebut berkembang lebih lanjut menjadi bidang-bidang pengetahuan yang lebih rinci lagi.
Untuk penyusunan kurikulum selanjutnya para penyusun membagi-bagi berbagai kelompok mata pelajaran tersebut menjadi bagian-bagian/ jurusan-jurusan, program-program, sedang peserta didik dipersilahkan untuk memilih bagian-bagian/ jurusan-jurusan, program-program yang sesuai dengan minatnya.sungguhpun demikian penyelenggaraan dan pelaksanaan mata pelajaran masih tetap terpisah-pisah sesuai dengan organisasi separated subject curriculum.[8]
  1. Correlated Curriculum
Correlated berasal dari kata correlation yang dalam bahasa Indonesia berarti korelasi yaitu adanya hubungan antara satu dengan yang lainnya. Sifat hubungan ada berbagai macam. Ada yang bersifat timbale balik, sebab akibat, ada yang dihubungkan dengan sengaja, tetapi ada juga hubungan yang secara kebetulan.
Dalam pengorganisasian kurikulum secara separated dirasa banyak kelemahannya, maka dicari pengorganisasian dengan cara lain yaitu dengan cara digabungkan atau dikorelasikan dua atau lebih mata pelajaran yang pokok bahasannya atau sub pokok bahasannya mempunyai tujuan pembahasan yang sama atau permasalahan yang sama. Pokok bahasan atau sub pokok bahasan dapat tuntas dan menyeluruh. Korelasi bidang studi tersebut dapat terjadi sebagai berikut:
1)      Korelasi antar pokok bahasan dalam bidang studi yang sejenis, misalnya:
a.       Dalam bidang studi bahasa, meliputi berbagai mata pelajaran: membaca, tata bahasa, mengarang, bercerita dan sebagainya.
b.      Dalam bidang studi ilmu pengetahuan alam, meliputi berbagai mata pelajaran:: pisika, kimia, biologi, dan sebagainya
c.       Dalam bidang studi ilmu sosial, berbagai mata pelajaran: sejarah, ilmu bumi, ekonomi, sosiologi, dan sebagainya.
d.      Dalam bidang studi matematika, meliputi berbagai mata pelajaran: aljabar, ilmu hitung, ilmu ukur, dan sebagainya.
2)      Korelasi antar pokok bahasan di luar bidang studi yang tidak sejenis, misalnya: pembahasan pokok bahsan “Candi Borobudur”. Untuk membahasa candi Borobudur perlu pembahasan mengenai:
a.       Letak candi : dibahas oleh ilmu tanah, ilmu bumi
b.      Letak dan siapa yang mendirikan: dibahas oleh mata pelajaran sosiologi, antropologi dan sejarah.
c.       Pemilihan batu untuk candi: dibahas olehmata pelajaran ilmu alam
d.      Bentuk candi: dibahas oleh ilmu arsitek
e.       Kedatangan turis(luar/dalam negeri): dibahas oleh mata pelajaran ilmu pariwisata.
f.       Beli souvenir: dibahas oleh mata pelajaran ilmu dagang dan sebagainya. [9]
  1. Integrated Curriculum
Integrated curriculum (kurikulum terpadu) yaitu kurikulum yang bahan ajarnya diberikan secara terpadu. Misalnya Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan fusi (perpaduan) dari beberapa mata pelajaran  sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi dan sebagainya. Dalam proses pembelajaran dikenal dengan pembelajaran tematik yang diberikan di kelas rendah Sekolah Dasar. Mata pelajaran matematika, sains, bahasa Indonesia, dan beberapa mata pelajaran lain diberikan dalam satu tema tertentu.[10]
BAB III
PENUTUP
  1. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang sudah kita pelajar di atas, maka dapat disimpulkan bahwa:
  1. Model kurikulum terbagi menjadi 4, meliputi:
Ø    Kurikulum Humanistis.
Ø    Kurikulum Sebagai Rekonstruksi Sosial.
Ø    Kurikulum Sebagai Teknologi.
Ø    Kurikulum Subyek Akademik.
  1. Sedangkan jenis kurikulum terbagi menjadi 3, meliputi:
Ø    Separated Subject Curriculum.
Ø    Correlated Curriculum.
Ø    Integrated Curriculum.
  1. Saran
Kurikulum merupakan suatu pondasi dalam membangun serta dan menjadi titik tombak dalam dunia pendidikan. Oleh karena itu, sebaiknya sebagai seorang pendidik dalam mengembangkan kurikulum langkah pertama yang harus dilakukan adalah menentukan model dan jenis kurikulum yang terdapat dalam kurikulum yang digunakan untuk sekolah dasar dan menengah serta perguruan tinggi.
Pembahasan makalah ini mungkin masih kurang sempurna. Oleh karena itu penulis masih membutuhkan saran dan perbaikan dari para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Neil, John D. Mc. 1988. Kurikulum Sebuah Pengantar Komprehensif. Jakarta: Wirasa
Ali, Muhammad. 2009. Pengembangan kurikulum Di Sekolah. Bandung: Sinar Baru Algesindo
Dakir. 2004. Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum. Jakarta: PT Rineka Cipta
Suparlan. 2012. Tanya Jawab Pengembangan Kurikulum & Materi Pelajaran. Jakarta: Bumi Aksara


[1] John D. Mc. Neil. Kurikulum Sebuah Pengantar Komprehensif, (Jakarta: Wirasa,1988), hlm. 7
[2] Drs. H. Muhammad Ali, M.Pd., M.A., Pengembangan kurikulum Di Sekolah, (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2009), cet: VI, hlm. 10-12
[3] John D. Mc. Neil, Op. Cit., hlm. 60-61
[4] Drs. H. Muhammad Ali, M.Pd., M.A., Op. Cit., hlm. 13
[5] John D. Mc. Neil, Op. Cit., hlm. 65
[6] Drs. H. Muhammad Ali, M.Pd., M.A., Op. Cit., hlm. 14
[7] John D. Mc. Neil, Op. Cit., hlm. 93
[8] Dakir, Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004), hlm.34-38
[9] Ibid, hlm. 41
[10] Suparlan, Tanya Jawab Pengembangan Kurikulum & Materi Pelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), hlm.57






Organisasi Kurikulum

Organisasi berasal dari bahasa Inggris organization yang berakar dari Latin organiz (are), kemudian Inggris organize, yang berarti membangun (membentuk) suatu kebulatan (kesatuan) dari bagian-bagian yang berkaitan satu degan yang lain. Dilihat dari segi ini, organisasi bisa berarti keluaran (produk, output) organizing, yang bisa juga berarti organisme yang melakukan organizing. Yang dimaksud organisasi dalam bagian ini ialah organisasi dalam arti organisme tersebut.
Organisasi Kurikulum adalah pola atau bentuk penyusunan bahan pelajaran yang akan disampaikan kepada murid-murid. Organisasi Kurikulum sangat erat berhubungan dengan tujuan pendidikan yang hendak dicapai karena pola-pola yang berbeda akan mengakibatkan isi dan cara penyampaian pelajaran berbeda pula
Dalam dunia pendidikan dikenal ada tiga jenis pola organisasi kurikulum, yakni sebagai berikut:
a. Separated Subject Curriculum
b. Correlated Curriculum
c. Integrated Curriculum
Setiap organisasi kurikulum ditandandai oleh cirri yang tak banyak tetapi bersifat asasi yang dapat membedakannya dari organisasi yang lain. Disamping ada ciri-ciri dan sarana yang diperlukan dari setiap organisasi kurikulum, juga setiap organisasi kurikulum memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing baik yang bersifat teoritis maupun dalam hal-hal yang peraktis.
Pelaksanaan kurikulum dipengaruhi dan bergantung kepada banayak factor terutama sarana belajar, guru, pimpinan pendidikan orang tua murid.

A. Separated Subject Curriculum
Kurikulum ini menyajikan segala bahan pelajaran dalam berbagai macam mata pelajaran (subjects) yang terpisah-pisah satu sama lain, seakan-akan ada batas pemisah antara mata pelajaran yang satu dengan yang lainnya juga antara kelas dengan kelas lainnya. Sekalipun hakikat isinya ada relasi antara mata pelajaran yang satu dengan pelajaran yang lain. Mata pelajaran dalam organisasi ini dikompartmetalisasi dalam kelompok pengetahuan disiplin ilmu pengetahuan. Dalam bentuk yang tidak ekstrim penyajiannya dimungkinkan adanya sejenis relasi diantara mata pelajaran. Sebagai contoh dahulu kita pernah menyajikan mata pelajaran untuk “sekolah rakyat VI tahun” (sekarang sekolah dasar) terdiri atas ilmu tumbuh-tumbuhan, ilmu hewan, ilmu tubuh manusia, ilmu kesehatan dan ada juga ilmu alam. Untuk masa sekarang semua mata pelajaran tersebut diatas diintegrasikan diberikan predikat sebagai ilmu pengetahuan alam disingkat IPA.
Ada empat jenis cara menyajikan pelajaran yang sering dijumpai dalam Subject Curriculum ini, yakni:
(1) bahan pelajaran disajikan secara sistematis dan logis
(2) organisasi kurikulum ini sederhana: mudah disusun ditambah atau mudah dikurangi jumlah pelajaran yang di perlukan.(mudah direorganisir).
(3) penilaian lebih mudah karena biasanya bahan pelajaran ditentukan berdasarkan buku-buku pelajaran tertentu sehingga dapat diadakan ujian umum atau tes hasil belajar yang beragam.
(4) kurikulum ini memudahkan guru dalam pelaksanaan pengajaran.
Sarana yang diperlukan
Untuk mengembangkan Separated Subject Curriculum yang optimal maka dalam praktek pengajaran sangat diperlukan beberapa baik personel, material, maupun pasilitas pendidikan lainnya. Tanpa tersedianya sarana yang dimaksud maka Separated Subject Curriculum kurang memperoleh hasil yang sempurna. Sarana ini antara lain sebagai berikut:
(1) guru yang terlatih dan terdidik dalam tugas-tugasnya.
(2) Setiap guru harus punya ruang kelas khusus.
(3) Lamanya waktu belajar untuk setiap mata pelajaran.
(4) Penyedian pelayanan



B. Correlated Curriculum
Pada dasarnya organisai kurikulum ini menghendaki agar mata pelajaran itu satu sama lain ada hubungan, bersangkut paut (correlated) walaupun mungkin batas-batas yang satu dengan yang lain masih dipertanyakan.
Prinsip berhubungan satu sama lain ini dapat dilaksanakan dengn beberapa cara:
(1) antara dua mata pelajaran diadakan hubungan secara incidental.
(2) Memperbincangka masalah-masalah tertentu dalam berbagai macam pelajaran.
(3) Mempersatukan beberapa mata pelajaran dengan menghilangkan batas masing-masing
Sarana dan fasilitas yang diperlukan untuk meleksanakan kurikulum aktivitas ini ialah :
1. Guru
2. Gedung Sekolah
3. Perlengkapan Kelas
4. Perencanaan tidak ketat terikat pada waktu
5. Tak ada urutan tingkat kelas
C. Integrated Curriculum
Intergrated kurikulum meniadakan batas-batas antara berbagai mata pelajaran dan menyajikan bahan pelajran dalam bentuk unit dan keseluruhan. Dengan kebulatan bahan pelajaran diharapkan mampu membentuk kepribadian murid yang integral, selaras dengan kehidupan sekitarnya, apa yang diajarkan disekolah disesuaikan dengan kehidupan anak diluar sekolah.
Ada dua sifat yang membedakan kurikulum inti dengan kurikulum lainnya : (1) kurikulum ini menekankan pada nilai-nilai sosial. Unsur universal dalam suatu kebudayaan memberikan stabiltas dan kesatuan pada masyarakat. Kurikulum ini sifatnya khas dengan keharusan yang disodorkan agar semua tujuan pendidikan disekolah merefleksikan keperluan utama dari system sosial. (2) Struktur kurikulum inti ditentukan oleh problem social dan perikehidupan social. Dalam bentuk yang murni kurikulum ini merupakan penghalusan dan penyederhanaan dari unsure-unsur kebudayaan yang dimiliki oleh semua anggota masyarakat, hokum-hukum normatif, prinsip-prinsip deskriptif, fakta dan sebagainya. Unsur ini tidak diorganisasi menurut mata pelajaran maupun ketegori perhatian melainkan dalam bentuk kategori social yang didasarkan pada lapangan utama dari aktifitas social.
Menurut Prof. Dr. S. Nasution Ma, menyatakan bahwa memang sekolah-sekolah modern sudah mulai berangsur-angsur meninggalkan kurikulum yang subject centred karena tidak menghasilkan pribadi yang harmonis.
Oleh karena itu pelajaran disusun sebagai keseluruhan yang disebut “brood-unit” dengan cirri-ciri sebagai berikut :
1. Unit merupakan suatu keseluruhan yang bulat.
2. Unit menghapus batas-batas pelajaran.
3. Unit didasarkan pada pendapat-pendapat modern mengenai cara belajar (didasrkan pada pusat minat dari anak).
4. Unit didasarka pada kebutuhab anak.
5. Unit memerlukan waktu yang lebih panjang disbanding dengan mata pelajaran yang biasa dari kurikulu tradisional.
6. Unit berasal dari “life centred” (berhubungan dengan kehidupan).
7. Unit memamfaatkan dengan wajar dari dalam diri anak yang belajar.
8. Dalam unit anak dihadapkan pada situasi-situasi yang mengandung problema.
9. Unit denga sengaja memajukan perkembangan social kepada anak-anak sebab benyak memberi kesemptan untuk bekerjasama dalam kelompok.
10. Unit direncanakan oleh guru dan murid.
Sarana dan fasilitas yang diperlukan untuk meleksanakan kurikulum ini ialah :
1. Pendidikan Guru
2. Keadaan Gedung
3. Fleksibilitas dalam pengelompokan siswa
4. Hubungan dengan masyarakat
5. Sekolah sebagai community centred
6. Demikianlah kita sudah menganal tiga macam pengorganisasian kurikulum yang secara singkat dapat kita sebutkan lagi ialah kurikulum yang tepisah-pisah, kurikulum yang berkorelasi dan kurikulm yang berintegrasi.



A. Subject matter kurikulum

Subject Curriculum terdiri dari mata pelajaran subject yang terpisah-pisah. Subject adalah himpunan pengalaman (pengetahuan) manusia yang disusun secara logis-sistematis oleh para ahli.[2] Subject matter CurriculumYaitu kurikulum yang menyajikan mata pelajaran yang terpisah-pisah satu sama lain.
Subject curriculum, Saylor dan Alexander menyebutkan dengan School Subject. Bentuk kurikulum ini telah digunakan sejak beberapa abad hingga saat ini masih paling banyak terdapat di berbagai institusi. Kurikulum ini terdiri dari mata pelajaran-mata pelajaran. Tujuan pelajaran adalah menguasai bahan tiap mata pelajaran Yang ditentukan secara logis, sistematis, dan mendalam.
Subject matter curriculum merupakan organisasi kurikulum yang tertua dan banyak digunakan di berbagai negara. Subject matter curriculum adalah organisasi materi pendidikan dalam bentuk mata-mata pelajaran yang disajikan dan diberikan kepada peserta didik secara terpisah. Mata-mata pelajaran itu biasanya berupa pengetahuan yang telah disusun secara sistematis dan logis yang diberikan sesuai ndengan jenjang-jenjang tertentu.
Kurikulum ini dapat menentukan syarat-syarat minimum yang harus dikuasai anak, agar dapat dinaikkan kelasnya. Buku Pelajaran dan textbook menjadi alat dan sumber utama bagi pelajaran. Penerapan kurikulun ini di Indonesia seperti pada kurikulum 1975.
Ciri-ciri kurikulum subject matter:
1. Mata pelajaran yang diklasifikasikan sesuai dengan bidang keilmuan/pengetahuan ilmiah
2. Memberikan tekanan pada isi dan teknik memberikan pelajaran
3. Mata pelajaran umumnya bersifat konstan dan tidak banyak perubahan, meskipun perkembangan ilmu pengetahuan mengalami peningkatan
4. Perencanaan program pengajaran disusun terlebih dahulu
5. Untuk mengembangkan subject matter curriculum yang optimal, diperlukan beberapa sarana, baik personel, material, dan fasilitas lainnya.
Kadang jenuh juga ya nulis rangkuman makalah berjudul “subject matter curriculum, Integrated curikulum dan Correlated Curriculum” ini. Gak apa kita ambil hikmahnya aja, lagi pula dapat pahala juga to!.
S Nasution mengklasifikasi bentuk subject matter curriculum menjadi tiga, yaitu Separate subject curriculum, correlated subject curriculum, dan integrated subject curriculum. Bentuk ketiga ini ternyata sama dengan activity curriculum yang dimaksudkan oleh Nana Sudjana.[3]
Separate subject curriculum Kurikulum ini menyajikan materi pelajaran dalam bentuk subyek-subyek tertentu yang terpisah-pisah. Kurikulum yang disusun dalam bentuk terpesah-pisah ini lebih bersifat subject centered, yaitu berpusat pada bahan pelajaran, dari pada child centered, yang berpusat pada minat dan kebutuhan peserta didik. Kurikulum bentuk ini disusun berdasarkan pandangan ilmu jiwa asosiasi, yaitu mengharapkan terjadinga kepribadian yang bulat berdasarkan potongan-potongan pengetahuan.
Ada beberapa kelebihan dan kelemahan pada separate subject kurikulum ini.
Bahan pelajaran dapat disajikan secara sistematis dan logis. Dengan mengikutisistematik itu, peserta didik juga terlatih berpikir menurut struktur disiplin pengetahuanyang diberikan.
  1. Organisasi kurikulum ini sederhana, mudah disusun, mudah ditambah atau dikurangi jumlah pelajaran yang diperlukan (mudah direorganisir), mudah direncanakan dandilaksanakan.
  2. Kurikulum ini mudah dinilai. Penilaian lebih mudah karena biasanya bahan pelajaran[4]ditentukan berdasarkan buku-buku pelajaran tertentu sehingga dapat diadakan ujianumum yang seragam di seluruh negara.
  3. Kurikulum ini juga dipakai di perguruan tinggi. Perguruan tinggi menggunakanorganisasi kurikulum ini, sehingga kurikulum ini diterima baik dan dipertahankan diSDdan sekolah menengah.
  4. Kurikulum ini telah dipakai berabad-abad lamanya dan sudah menjadi tradisi.
  5. Sukar orang menerima perubahan dalam organisasi kurikulum yang telah bertahan begitu lama.
  6. Kurikulum ini lebih memudahkan guru dalam melaksanakan pengajaran karena bersifat³Subject Centered´.
  7. Organisasi kurikulum ini esensial untuk menafsirkan pengalaman. Organisasikurikulum ini sangat menghemat waktu dan tenaga.Walaupun kurikulum ini umum dipakai karena memiliki banyak kelebihan, akan
Tetapi Kurikulum ini juga banyak pula kelemahannya, yaitu:
  1. Kurikulum ini memberikan matapelajaran yang lepas-lepas yang tidak berhubungansatu dengan yang lain serta tidak sesuai dengan kenyataan kehidupan yang sebenarnya.Kurikulum ini tidak mendidik anak-anak menghadapi situasi-situasi dalam kehidupannya.Kurikulum ini juga tidak mendorong guru-guru mengadakan integrasi dalam berbagaimatapelajaran.
  2. Kurikulum ini tidak memperhatikan masalah-masalah sosial yang dihadapi anak-anak dalam kehidupannya sehari-hari.
  3. Kurikulum ini menyampaikan pengalaman umat manusia yang lampau dalam bentuk yang sistematis dan logis.Sesuatu yang logis tidak selalu psikologis ditinjau dari segiminat dan perkembangan anak.
  4. Tujuan kurikulum ini terlampau terbatas. Kurikulum ini terutama memusatkantujuannya pada perkembangan intelektual dan kurang memperhatikan pertumbuhan jasmaniah, perkembangan sosial dan emosional.
  5. Kurikulum ini kurang mengembangkan kemampuan berpikir. Kurikulum inimengutamakan penguasaan pengetahuan dengan jalan ulangan dan hafalan dan kurangmengajak anak-anak berpikir sendiri.
  6. Kurikulum ini cenderung menjadi statis dan ketinggalan zaman. Bahan pelajaran dalamkurikulum ini didasarkan pada pengetahuan yang tercantum dalam buku, adakalanyasuatu buku tidak berubah dari tahun ke tahun sehingga tidak sesuai dengan perkembangandi masyarakat.
Wah capek juga ya teman-teman nulis rangkuman makalah berjudul “subject matter curriculum, Integrated curikulum dan Correlated Curriculum” ini. Gak apa ayo kita lanjut!.

B. Correlated kurikulum

Correlated Subject curriculum atau correlated curriculum adalah pendekatan dengan pola mengelompokkan beberapa mata pelajaran (bahan) yang seiring, yang bias secara dekat berhubungan.[5] Hilda Taba mengatakan “The board fields curriculum is essentially an effort to overcome the compartementalization and atomatization of curriculum by combining several spesiic areas into large fields”. Hilda Taba menyebut correlated curriculum dengan board fields curriculum. Usaha peningkatan dengan menyatukan beberapa mata pelajaran itu misalnya sejarah, ilmu bumi dan kewarganegaraan dikombinasikan menjadi ilmu pengetahuan soosial.
Correlated CurriculumOrganisasi kurikulum ini menghendaki agar matapelajaran itu satu sama lain adahubungan, bersangkut paut walaupun mungkin batas-batas yang satu dengan yang lainmasih dipertahankan. Paduan atau fungsi antara beberapa matapelajaran ini disebut³broad-fields´.
Kurikulum ini berusaha menghubungkan antara dua mata pelajaran atau lebih, sehingga diharapkan peserta didik akan memperoleh pengetahuan yang utuh dan tidak sepotong-potong seperti pada separate subject curriculum, misalnya menghubungkan antara matematika, fisika, kimia dan biologi yang semuanya tergolong dalam IPA; menghubungkan antara sejarah, ekonomi, dan ilmu social yang memang termasuk dalam IPS.
Correlated curriculum adalah suatu bentuk peorganisasian kurikulumyang menunjukkan adanya suatu hubungan antara satu mata pelajaran denganmata pelajaran lainnya, akan tetapi tetap memperhatikan ciri/ karakteristik tiapbidang studi tersebut
William B. Ragan mengemukakan enam broad field yang umumnya ditemui di dalam kurikulum sekolah dasar, yaitu : Bahasa (language arts), Ilmu Pengetahuan Sosial (Social studies), Matematika, Science, Kesehatan dan Pendidikan Olah Raga, dan Kesenian (Fine Arts).
Tipe organisasi broad field ini dicetuskan oleh Penix. Ia bermaksud agar para pendidik mengerti jenis-jenis arti perkembangan kebudayaan yang efektif; manfaat yang diperoleh dari pelbagai disiplin ilmu; dan bagaimana mendidik anak sehingga menghasilkan suatu masyarakat yang civilized.
Ada beberapa macam cara dalam mengkorelasikan mata pelajarandalam kurikulum ini antara lain:1) Korelasi insidental, maksudnya korelasi antara mata pelajaran terjadisecara tiba-tiba. Misalnya, pada mata pelajaran Geografi disinggungtentang pelajaran Kimia dan Biologi2) Hubungan yang lebih erat. Contohnya suatu pokok masalahdiperbincangkan dalam berbagai mata pelajaran.3) Korelasi etis, yaitu korelasi yang bertujuan mendidik budi pekerti.Misalnya, pada pelajaran Pendidikan Agama Islam diajarkan cara-caramenghormati tamu, orang tua, tetangga, dan lain sebagainya.4) Korelasi sistematis, korelasi ini biasanya direncanakan oleh guru.Misalnya: mengenai bercocok tanam padi dibahas dalam Geografi danBiologi.
Dewasa ini pendekatan tersebut sedang digalakkan. Pendekatan ini dapat ditinjau dari berbagai aspek (segi), yaitu:
a. Pendekatan Struktural, sebagai contoh adalah IPS. Bidang studi ini terdiri atas Ilmu Bumi, Sejarah, dan Ekonomi.Maka di dalam suatu pokok (topic) dari Ilmu Bumi, kemudian dipelajari pula ilmu-ilmu lain yang masih berada dalam lingkup suatu bidang studi.
b. Pendekatan fungsional, pendekatan ini berdasar pada masalah yang berarti dalam kehidupan sehari-hari. Masalah ini dikupas melalui berbagai ilmu yang berada dalam lingkup suatu bidang studi yang dipandang ada hubungannya. Misalnya masalah peperangan. Dari masalah peperangan ini kemudian dipelajari dari segi Ilmu buminya; Segi Ekonominya; dan sebagainya.
c. Pendekatan tempat/daerah, atas dasar pembicaraan sesuatu tempat tertentu sebagai pokok pembicaraannya. Misalnya, tentang daerah Yogyakarta, maka dapat dibuat bahan pembicaraan mengenai; segi pariwisatanya, antropologi, budaya, politik, ekonomi dan sebagainya.[6]
Kadang jenuh juga ya nulis rangkuman makalah berjudul “subject matter curriculum, Integrated curikulum dan Correlated Curriculum” ini. Gak apa kita ambil hikmahnya aja, lagi pula dapat pahala juga to!.
Kurikulum ini juga mempunyai kelemahan, di samping banyak kelebihan yang dimiliki, Adapun kelebihan correlated curriculum, yaitu:
  1. Korelasi memajukan integrasi pengetahuan pada murid-murid. Dengan demikian pengetahuan mereka tidak lepas-lepas, melainkan bertautan, terpadu.
  2. Minat murid bertambah apabila ia melihat hubungan antara matapelajaran-matapelajaran.
  3. Pengertian murid-murid tentang sesuatu lebih mendalam, bila didapat penjelasan dari berbagai matapelajaran.
  4. Korelasi memberikan pengertian yang lebih luas karena diperoleh pandangan dari berbagai sudut dan tidak hanya dari satu matapelajaran saja.
  5. Korelasi memungkinkan murid-murid menggunakan pengetahuannya lebih fungsional.
  6. Korelasi antara matapelajaran lebih mengutamakan pengertian dan prinsip-prinsip
Adapun kekurangan dari kurikulum korelasi tersebut antara lain yaitu:
1) Dalam korelasi tidak diperoleh disiplin ilmu yang mendalam, Karena tidakadanya struktur logis dan sistematis yang disebabkan oleh luasnya ruanglingkup dari bidang studi.
2) Korelasi tidak memberikan pengetahuan yang mendalam tentang satumata pelajaran, hal ini disebabkan suatu mata pelajaran hanyalah disajikangaris besarnya saja.
3) Guru merasa kesulitan dangan adanya pendekatan interdispliner dalamkurikulum ini.
4) Mata pelajaran yng disajikan sifatnya terlampau abstrak, karena yangdisajikan hanya berkisar mengenai prinsip-prinsip, tema-tema, danmasalah-masalah.
Wah capek juga ya teman-teman nulis rangkuman makalah berjudul “subject matter curriculum, Integrated curikulum dan Correlated Curriculum” ini. Gak apa ayo kita lanjut!.

C. Integrated kurikulum

Kurikulum ini sama dengan integrated subject curriculum, yang menekankan pada aktivitas dan pengalaman peserta didik dalam proses belajar mengajar.
Ada tiga ciri kurikulum ini yang membedakan dengan kurikulum yang lain, diantaranya:
1. Program kegiatan pembelajaran di sekolah ditentukan oleh perhatian dan tujuan anak.
2. Tidak ada perencanaan terlebih dahulu, karena materi disesuaikan dengan minat peserta didik.
3. Metode yang paling dominant dalam pengajarannya adalha problem solving.
4. Adanya program khusus untuk mel;ayani peserta didik yang mempunyai minat khusus.
5. Guru yang mengajar harus mempunyai pengetahuan yang luas, khususnya tentang perkembangan anak
6. Tidak ada urutan tingkatan dan kelas
7. Perencanaan dan proses pembelajaran tidak terikat oleh waktu.
Pendekatan ini didasarkan kepada keseluruhan hal yang mempunyai arti tertentu. Keseluruhan ini tidak hanya merupakan kesimpulan dari bagian-bagiannya, tetapi mempunyai arti tertentu. Dalam hal ini, tidak hanya melalui pelajaran yang terpisah-pisah, namun harus dijalin suatu keutuhan yang meniadakan batas tertentu dan masing-masing bahan pelajaran.
Kurikulum ini benar-benar menghilangkan batas di antara berbagai mata pelajaran. Keseluruhan mata pelajaran dilebur menjadi satu dan disajikan dalam bentuk unit. Dengan adanya kebulatan bahan pelajaran, diharapkan dapat terbentuk kebulatan pengetahuan peserta didik yang sesuai dengan lingkungan masyarakatnnya. Oleh karena itu, materi pembelajaran harus disesuaikan dengan situasi, masalah, dan kebutuhan kehidupan di luar sekolah.
Integrated curriculum merupakan suatu produk dari usahapengintegrasian bahan pelajaran dari berbagai macam pelajaran. Implementasiintegrated curriculum dengan meniadakan batas-batas antara berbagai matapelajaran dan menyajikan bahan pelajaran unit atau keseluruhan. Integrasaimata pelajaran dilakukan dengan memusatkan pelajaran pada masalah atautema tertentu.Kurikulum ini dilaksanakan dengan tujuan untuk memberikankesempatan yang lebih banyak kepada peserta didik untuk aktif dalam prosespembelajaran, baik melalui kerja individu maupun kelompok.
Integratedcurriculum mempunyai beberapa ciri yang antara lain yaitu: Unit merupakansatu kesatuan dari seluruh bahan pelajaran, unit didasarkan pada kebutuhananak baik yang bersifat pribadi maupun sosial, baik yang menyangkutkejasmanian maupun kerohanian. Dalam unit anak dihadapkan pada berbagaisituasi yang mengandung permasalahan yang berhubungan dengan kehidupansehari-hari mereka. Unit mempergunakan dorongan-dorongan sewajarnyapada diri anak dengan melandaskan diri pada teori belajar, anak diberikesempatan melakukan berbagai kegiatan sesuai dengan minatnya dan integrated curriculum sangat fleksibel dalam pelaksanaanya. Selain ciri- ciritersebut, menurut A. Hamid Syarif dalam bukunya “PengembanganKurikulum”, integrated curriculum merupakan kurikulum yang berlandaskanfilsafat pendidikan demokratis, berdasarkan sosiologis, cultural, danberdasarkan kebutuhan, minat, dan tingkat perkembangan serta pertumbuhansiswa.Dalam proses pelaksanaan pembelajaran terpadu, masyarakat danlingkungan sekitarnya sebagai sumber belajar, guru, orang tua dan anak didikmerupakan komponen-komponen yang bertanggung jawab dalam prosespengembangannya. Kurukulum terpadu juga mementingkan aspek-aspekpsikologis yang berpengaruh terhadap integrasi pribadi individu danlingkungan.
Menurut Soetopo dan Soemanto dalam bukunya yang berjudul“Pembinaan dan Pengembangan kurikulum sebagai Substansi ProblemAdministrasi Pendidikan”, integrated curriculum dibedakan tiga bentuk yaitu: IPSAGAMABAHASA IPAPPKnThe Child Centered Curriculum, The Social Functions Curriculum, dan TheExperience Curriculum.
The Child Centered Curriculum adalah kurikulum yang dalamperencanaannya faktor anak menjadi perhatian utama. Dalam mengorganisirpengalaman belajar anak didik dengan menggunakan kegiatan-kegiatannormal seperti, observasi, bermain, bercerita dan bekerja.
Bentuk kedua TheSocial Functions Curriculum adalah kurikulum yang mencobamengeliminasikan mata pelajaran sekolah dari keterpisahannya denganfungsi-fungsi utama kehidupan sosial yang menjadi dasar pengorganisasianpengalaman belajar. Semua mata pelajaran yang berhubungan denganlingkungan sekitar anak disusun sedemikian rupa yang dapat menimbulkankonsekuensi adanya proteksi, produksi, konsumsi, komunikasi, transportasidan ekspresi dorongan keagamaan.
Adapun bentuk terakhir dari integratedcurriculum adalah The Experience Curriculum, yaitu kurikulum yang dalamperencanaanya kebutuhan dan keberadaan anak didik menjadi faktor utamadalam perumusannya.
Integrated curriculum mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kelebihan kurikilum ini antara lain:Kurikulum ini sesuai dengan teori baru tentang belajar yang mendasarkan berbagai kegiatan pada pengalaman, kesanggupan dan minat anak.Kurikulum ini memungkin danya hubungan saling menguntungkan antara sekolah dengan masyarakat, karena masyarakat menjadi laboratorium bagi peserta didik.Secara rinci kelebihan dari kurikulum tersebut yaitu antara lain sebagai berikut:1) Integrated curriculum disusun berdasarkan minat dan pengalaman siswa.2) Dalam pelaksanaan kurikulum memberikan pengalaman yang berartikepada peserta didik, karena siswa dituntut untuk memecahkan masalahdalam pembelajaran berdasarkan dengan apa yang dialami mereka dalamkehidupan sehari- harinya.3) Sumber belajar yang digunakan tidak hanya sebatas buku ajar, namunlingkungan sekitar peserta didik dapat dijadikan sebagai sumber belajar.4) Keterampilan sosial peserta didik dibentuk dalam proses pembelajaran, halini dikarenakan peserta didik dihadapkan dengan pengalaman praktisdalam proses pembelajaran.
Selain kelebihan-kelebihan tersebut, integrated curriculum mempunyai, Kelemahan kurikulum ini antara lain:Tidak mempunyai organisasi yang logis dan sistematis Pelaksanaannya membutuhkan prasarana yang harus lengkap
Sulit diadakan evaluasi terhadap efektivitas pelaksanaannya kekurangan yang lain adalah :1) Kebanyakan guru kurang memahami tentang pelaksanaan kurikulumterpadu, dan dalam pelakasanaan tugas guru amat berat, hal inidikarenakan guru harus mengorganisasikan atau memadukan berbagaistandar kompetensi dan kompetensi dasar dalam tiap-tiap mata pelajaranyang mempunyai keterkaitan.2) Penggunaan sarana dan prasarana dalam pembelajaran sangat beranekaragam, sehingga dapat menyulitkan pelaksanaannya.3) Organisasi pengetahuan dalam kurikulum ini tidak logis dan tidaksistematis, karena selalu mengalami perubahan sesuai permasalahan yangdirencanakan guru dan murid.4) Kurikulum terpadu ini mementingkan proses pembelajaran daripada hasilbelajar, Berbagai macam tipe-tipe kurikulum yang telah dijelaskan di atas,yang digunakan sebagai landasan dalam pelaksanaan pembelajaran terpaduadalah tipe kurikulum yang terakhir, yaitu integrated curriculum. Dalampelaksanaan pembelajaran terpadu, kurikulum terpadu sebagai acuan dalammenyusun perencanaan pembelajaran.[7]
Wah capek juga ya teman-teman nulis rangkuman makalah berjudul “subject matter curriculum, Integrated curikulum dan Correlated Curriculum” ini. Gak apa ayo kita lanjut!.
D. Analisa
Dalam diskusi makalah ini ditanyakan tentang aplikasi ketiga kurikulum ini, maka kurikulum ini efektif untuk diaplikasikan sesuai dengan tingkat satuan pendidikan penyelenggara, sesuai dengan visi misi yang ditetapkan oleh institusi tersebut, dengan mempertimbangkan kelebihan dan kekurangannya.
Adapun pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) aplikasi kurikulumnya dengan integrated curriculum, terutama di Sekolahan, adapun di Madrasah maka PAI diaplikasikan berdasar subject matter curriculum, karena dimadrasah telah dikembangkan kurikulum PAI dengan mengajarkan masing-masing dari materi Agama Islam.
Ketiga bentuk kurikulum ini terkesan dipaksakan kepada siswa, karena penyusunan dari atas ke bawah, kecuali correlated curriculum, yang melibatkan siswa dalam penyusunannya, karena siswa diharapkan mampu menghadapi permasalahan hidup sehari-hari.
Kadang jenuh juga ya nulis rangkuman makalah berjudul “subject matter curriculum, Integrated curikulum dan Correlated Curriculum” ini. Gak apa kita ambil hikmahnya aja, lagi pula dapat pahala juga to!.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan yang bisa kami ambil dari paparan di atas adalah, bahwa ketiga bentuk kurikulum itu adalah sama dalam pola pendekatan pengembangannya, yaitu berdasarkan bahan atau materi. Tetapi masing-masing mempunyai cirri-ciri tersendiri yang menjelaskan perbedaan antara ketiganya, walaupun semua berorentasi pada subject.
Dalam pelaksanaan ketiga kurikulum di atas, masing-masing mempunyai kelebihan dan kelemahan yang sesuai dengan tipe-tipenya. Menguntungkan pada guru, murid ,dan masyarakat tetapi pada sisi lain juga memberikan kesukaran kepada mereka.
Kurikulum yang menyesuaikan perkembangan kebutuhan hidup sehari-hari manusia dan masyarakat akan lebih ideal untuk diberikan kepada penyelenggara dan pengguna pendidikan serta anak didik yang dibina untuk menjadi masyarakat yang civilized, sebagai generasi penerus bangsa. Semoga tulisan ini mengena dan bermanfaat.
DAFTAR PUSTAKA
Gaff, Jerry, G., James L., Handbook of the Undergraduate curriculum : A comprehenship Guide to Purposes, Structures, Prectices, and Change, San Francisco; Josse-Bass Inc. : 1991.
Ode Abdurrahman dkk., Sistem Organisasi Pengembangan Kurikulum, dalam http://www.infolepas.blogspot.com/
Soetopo, Hendyat,, Soemanto, Wasty. Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum Sebagai Subtansi Problem Administrasi Pendidikan, Jakarta, Bumi Aksara, 1993
Subandijah, Pengembangan dan Inovasi Kurikulum, Jakarta: Raja Grafindo Persada; 1996.
[1] Subandijah, Pengembangan dan Inovasi Kurikulum, Jakarta: Raja Grafindo Persada; 1996. Hal. 59.
[2] Drs. Hendyat Soetopo, M.Pd., Drs. Wasty Soemanto, M.Pd., Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum Sebagai Subtansi Problem Administrasi Pendidikan,( Jakarta, Bumi Aksara, 1993). Hal 78.
[3] Ode Abdurrahman dkk., Sistem Organisasi Pengembangan Kurikulum, dalam http://www.infolepas.blogspot.com/
[4] NAMA : MUH. FAISAL SAPRUDDINNIM : 094104006FAK/JUR : FIP / KTP³KURIKULUM´
[5] [5] Subandijah, Pengembangan dan Inovasi Kurikulum, Jakarta: Raja Grafindo Persada; 1996. Hal..57.
[6] Dra. Subandijah, Pengembangan dan Inovasi Kurikulum, (Jakarta, Raja Grafindo Persada, 1996). Hal.57-58.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar